Oleh: Muhammad Asqalani eNeSTe
ketika ayah meninggal, kening ibu berkerut janggal, keriput tanya tak dapat ia penggal.
kepada kakek ia serahkan segala sengal, tapi sejak kecil kakekku bengal, keluh ibu hanya membuat ia kesal.
kesalahan-kesalahan akhirnya ditumpahkan ibu ke telinga tetangga, tetangga bermulut bocor, dan penggibah paling kesohor.
lalu, airmata ibu jadi gunung dengki orang-orang berbisik buaya, amis, dan lubuk mematikan.
Kubang Raya, 29 Januari 2022
Muhammad Asqalani eNeSTe. Kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Memiliki banyak kampung membuat ia mengenal banyak orang dan mencoba memahami bahasa mereka. Ia rajin Berbahasa Inggris, juga sedang semangat Belajar Bahasa Spanyol. Ia bepergian ke berbagai tempat dengan puisi. Sajaknya berjudul *Jika Kau Memilih Berhenti Menjadi Ibu* ia bacakan di National University of Singapore - Singapura. IG: @muhammadasqalanie YouTube: Dunia Asqa. Twitter: @katadentoj. Ia mengajar anak-anak English Aquisition.