terkini

Ads Google

PT GSI sub kontraktor EMP belum bayar upah pekerja Selama 2 Bulan 600 Karyawan Menunggu di Alah Air

Redaksi
1/04/22, 20:06 WIB Last Updated 2022-01-04T14:04:37Z



Kabaran Meranti, - PT Gelombang Seismik Indonesia (GSI) yang beroperasi di Kabupaten Kepulauan Meranti belum membayar upah pekerjanya selama hampir dua bulan sebanyak 600 orang masih menunggu intruksi menajemen PT tersebut di Jalan Alah Air Kota Selatpanjang.

 

Selain itu, Perusahaan sub kontraktor dari EMP Malacca Strait SA ini mengerjakan produksi minyak di wilayah TB, Desa Lalang Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Tenaga kerjanya banyak berasal dari laur Kabupaten meranti hanua sebagian warga Kepulauan Meranti.


Di sisi lain, Salah satu pekerja yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan juga scurity di PT tersebut mengakui, Selasa di lokasi PT GSI, mengaku upah yang belum dibayar perusahaan tersebut sudah mau memasuki dua bulan saat banyaj berutang di warung- warung dan kami masyarakat tempatan alah air juga mulai kasian nasib karyawan yang nasibnya masih menunggu di PT GSI ini.


"Sudah mau masuk dua bulan upah kami belum dibayar perusahaan kami nunggu mandor kami, sebelumnya lancar selama dua bulan, namun sebagian perkerja sudah di mobilisasi mandor ada 18 nunggu hasil dari menajemen PT itu belum tahu sampai kapan," ungkap salah satu perkerja asal Palembang.


Menurutnya, saat ini ada sekitar 16 pekerja lokal yang upahnya belum dibayar. Secara keseluruhan,  hampir semuanya haknya belum diberikan selebihnya dari Luar Kepulauan Meranti.


"Sejumlah pekerja yang belum dibayar upahnya mulai dari bidang utility, humas SS, logistik, dan beberapa bidang lainnya," tuturnya.




Sementara itu, Admin Humas PT. GSI di Meranti saudara Nursid menyatakan memang benar dana sudah ditranfer dari pusat, akan tetapi saudara Rinto selaku kordinator lapangan tidak bersedia menerima dikarenakan jumlah dana tidak sesuai dengan hitungan beliau, kata Nursid.


Ia mengungkapkan, bahwa sekitar 219 orang karyawan asal Palembang sudah dimobilisasi dan saat ini berada di pelabuhan buton, untuk betangkat ke kampung halaman, terkait upah akan diserahkan kepada mandor mereka yang masih tinggal di Kantor PT. GSI Selatpanjang.


" Kami juga sudah rapat sama menajemen, sedang rapat menunggu keputusan dari pusat Jakarta, dan mudah- mudahan dapat di bayarkan segera meski ada dana belum sempurna di bayarkan, karena kondisi anggaran terbatas namun kami sudah ada mediasi bersama Polsek Tebing Tinggi, intinya kami membayarkanya karyawan kami dan kami tidak akan menelantarkan, cuman masih menunggu saja," jelas Nursid.


Frengki (28) asal Palembang mengatakan bahwa saat ini masih ada sekitar 200 orang lagi temannya yang belum di mobilisasi untuk pulang, demikian pula saudara Herman Simanjuntak asal Medan dkk sebanyak 50 orang, Piter Hutagalung dkk asal Pku 50 orang. Saiful Bahri dkk asal Cianjur 135 orang.


Menurut Saiful Bahri, kegiatan berhenti atau selesai recording sejak (19/12/2021) lalu, namun hingga saat ini tidak ada kejelasan soal pembayaran upah yang besarnya Rp5 juta/orang, demikian pula terkait pengembalian karyawan ke daerah asal. 


"Kalau cuma kami yang terlantar  itu belum seberapa, tapi anak dan istri di kampung juga ikut kelaparan sebab kami tak dapat mengirim biaya hidup buat mereka, jadi PT. GSI harus manusiawi menyelesaikan persoalan ini," kata Saiful.





Sementara itu, Humas EMP Malaka Hamsardi ketika di komfirmasi menyampaikan bahwa kalau PT GSI itu memang sub kontraktor EMP namun soal menajemen itu masing - masing di jalankan.


" Kami sifatnya kontrak kerja saja soal bayaran dan persetujuan karyawan teknis di lapangan itu semua PT GSI dan mereka sudah kami lunasi pembayaran oleh pihak EMP tinggal mereka mengelola menajemen baik seperti apa itu tanggungjawab mereka," jelas Hamsardi.(Bom).

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PT GSI sub kontraktor EMP belum bayar upah pekerja Selama 2 Bulan 600 Karyawan Menunggu di Alah Air

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x