Senja dan Rindu
Oleh: Wien H
Berkas sinar lembayung
Biasnya menyusup kusamnya kaca
Menari ikuti gelombang hati
Di sana rinduku berlari-lari
Obati pahitnya penantian
Pengabnya oksigen
Tak menyurutkan bara
Panasnya pantat beradu
Jok yang kehabisan busa
Senja telah berlari sejak tadi
Senja dan rindu
Seperti sepiring hidangan
Menyatu hilangkan geliat lapar
Hingga detaknya terdengar
Berdentam di ujung relung terdalam
Rindu itu lepas satu persatu
Bersama hitungan hari ke hari
Ditemani senja yang bertandang
Kembalikan rindu pada tangkainya
Seperti kemuning yang mewangi
Senja telah menjadi malam
Rindu itu makin menggelinding
Iringi putaran roda kereta
Melaju bersama dentingan lagu
Yang menggema sendu di kalbu
Purwokerto, 7 Pebruari 2022
Kumandang Adzan
Oleh: Wien H
Bergetar, detak detak di jantung hati
Berdesir, buluh buluh memasir di nadi
Memantik, memijar, nyala cahaya kalbu
Kumandang adzan mengulum syahdu
Purwokerto, 4 Pebruari 2022
Pantulan Hati
Oleh: Wien H
Selepas sajadah tergelar
Senja menghening
Asyik masyuk hati menghamba
Rasa syukur menggulir tak terukur
Molek cantik ciptaanMu telah kulihat
Nyanyian simphoni alamMu tlah kudengar
Manis getirnya ujianMu tlah kunikmati
Maka nikmat mana lagi yang kudustakan
Jangan biarkan
Jangan lupakan
Jangan tinggalkan
Ya Robb
TanpaMu aku sebutir biji di semesta
Atau setetes air di hamparan samudera
Atau seonggok daging tak berguna
TanpaMu aku tak ada
Seuntai bebunga wangi
Kupersembahkan
Kusunting untuk jiwa
Pun Sang Penjaga jiwa
Purwokerto,15-2-2022
Bionarasi :
Wien Hendarsih lahir bulan Juni 1962 di Purwokerto, lulusan Fisipol UT Th.1991, pensiun dari Depkeu 2020, sedang mengikuti AIS-23 menulis beberapa buku antologi puisi dan cerpen.