Kabaran Idi Rayeuk -- Ketua Lembaga Kajian Strategis dan Kebijakan Publik Aceh (Lemkaspa) Aceh Timur, Sanusi Madli mengatakan, kasus gizi buruk yang terjadi di Aceh Timur merupakan cambuk bagi kita semua sebagai ummat muslim, terutama yang diberikan kelebihan harta, pangkat dan jabatan.
"Ini cambuk buat kita semua, sebagai ummat islam memiliki kewajiban untuk membantu sesama, melindungi keluarga dan tetangga dari krisis gizi dan pangan, karena itu patut kiranya kasus ini menjadi perhatian bersama, terutama yang diberikan kelapangan rizki, dan jabatan," ujar Sanusi
Sanusi melanjutkan, satu sisi ini merupakan tanggungjawab pemerintah, namun disisi yang lain, dengan keterbatasan anggaran daerah, maka selayaknya persoalan ini diselesaikan bersama, para dermawan dari berbagai kalangan, dan Baitul Mal Gampong diharapkan lebih aktif melakukan koordinasi dan informasi kepada masyarakat terkait fakir miskin dikampungnya, sehingga diketahui oleh para dermawan.
"Dibulan yang penuh berkah ini, momentum yang sangat tepat untuk berbagi, mudah mudahan kasus krisis gizi dan pangan dapat tertangani dengan baik, kita berharap juga BMG aktif berkoordinasi dengan para pihak, termasuk dengan para wartawan, karena banyak para dermawan baik yang berada di Aceh Timur maupun di Luar Aceh Timur tidak mengetahui banyak soal ini, karena itu publikasi menjadi penting, semoga bisa mengetuk pintu hati orang orang yang diberi kemudahan rizki," ujar Sanusi
Semoga kedepan lahir pemimpin, pejabat dan pengusaha yang rela berbagi rizki dengan rakyatnya, tetangganya yang fakir dan miskin, pemimpin yang kebijakan nya memihak kepada rakyat kecil.
"Semoga momentum ramadhan ini dapat membentuk keshalehan diri dan sosial, sehingga rasa empati hadir dalam jiwa setiap orang yang berpuasa, yang tidak berpuasa, tentu sulit kita berharap, karena mereka tidak merasakan penderitaan sebagaimana dirasakan oleh orang orang yang lapar," harap Mantan Sekjend JPRMI Aceh ini