Iblis berkata, “Aku tidak akan mengembalikannya kecuali engkau mau berbagi denganku.” |
KabaranID, - Ada sebuah peristiwa unik yang dinukilkan oleh ats-Tsa’labi bahwa setelah Nabi Nuh AS kembali menginjakkan kaki di bumi, setelah terkatung-katung dalam bahtera karena banjir besar, Allah mewahyukan kepadanya untuk menanam pepohonan yang ada bersamanya. Atas perintah tersebut, Nabi Nuh menanamnya dan yang pertama kali dia tanam adalah pohon As (sejenis semak berbunga putih). Dia bermaksud menanam pohon anggur , tetapi dia tidak menemukannya. Dia bertanya kepada anaknya, Sam.
“Wahai anakku, dikemanakan pohon anggur?” Sam menjawab, “Saya tidak tahu.”
Jibril turun ke bumi dan berkata kepada Nabi Nuh AS, “Wahai Nuh, pohon anggur itu telah dicuri oleh Iblis.”
Maka, Nabi Nuh berkata kepada Iblis, “Kembalikan pohon anggur yang telah engkau curi itu.”
Iblis berkata, “Aku tidak akan mengembalikannya kecuali engkau mau berbagi denganku.”
Nabi Nuh AS berkata, “Aku beri kamu sepertiganya.” Iblis menolak penawaran tersebut.
Nabi Nuh kembali menaikkan tawarannya. “Aku beri kamu dua pertiganya.” Iblis pun menerima.
Syaikh Kamaluddin ad-Damiri, dalam kitabnya Hayal al-Hayawan, mengatakan bahwa setelah Iblis menanamkan pohon anggur di bumi, dia menyembelih seekor burung merak dan kemudian darahnya disiramkan ke pohon itu. Setelah daun-daunnya tumbuh, dia menyembelih seekor kera, dan kemudian darahnya disiramkan ke pohon itu. Setelah berbuah, dia menyembelih seekor singa; kemudian darahnya disiramkan. Dan setelah datang waktunya memanen anggur, dia menyembelih seekor babi dan darahnya disiramkan ke pohon itu. Semakna dengan ini, ada sebuah syair: Anggur telah dijadikan lebih mulia oleh orang yang memperkenalkan perasannya kepada Nuh. Dalam perasan itu, ada sebuah rahasia yang membuat jiwa senang. Ucapanku ini bukan omongan yang dibuat-buat belaka. Orang yang telah meminumnya senantiasa akan ketagihan.
Oleh karena itu, orang yang meminum arak akan terkena sifat-sifat keempat hewan tersebut. Siapa pun orangnya yang pertama kali meminumnya akan berlaku sombong, seperti sombongnya burung merak. Ketika berjalan, dia akan menari-nari seperti monyet. Ketika mabuknya telah menjadi-jadi, dia akan berperilaku jelek dan meraung-raung, seperti yang dilakukan singa; dan ketika sudah teler dengan kemabukannya, dia akan mengantuk dan berusaha tidur seperti yang dilakukan oleh babi. Itulah empat unsur yang sampai kapan pun tidak akan hilang dari orang yang meminum arak. (Kalam)