Kabaran Khazanah,- Setelah sebulan penuh Ramadhan, kita melatih diri untuk bersiap-siap menghadapi 11 bulan yang akan datang. Pada siang harinya kita berpuasa. Tidak hanya menahan dari hal-hal yang membatalakan puasa. Akan tetapi juga menahan lisan, pikiran, dan tindakan agar tidak mencelakakan.
Ketika sampai di ujung Ramadhan, kita diindahkan pula dengan syari'at zakat. Bukan tanpa arti Tuhan perintahkan zakat. Dia ingin melihat tanggung jawab kita sebagai manusia. Karena setelah sebulan penuh kita menjalani Ramadhan sebagai momen mendekatkan diri lada Tuhan.
Orang awam akan memandang hanya informasi biasa ketika Ramadhan diakhiri dengan zakat. Akan tetapi jika ditadabburi, sebenarnya Tuhan menyuruh kita mengurus kebutuhan saudara kita setelah fokus pada Ramadhan kita.
Maka dari itu, hal ini sesuai dengan Sunnah Rasul-Nya yakni makan sebelum shalat ied. Itu lah mengapa Allah perintahkan zakat. Sebab agar semua orang ketika hari raya bisa makan. Begitulah romantisnya ajaran Islam.
Adapun Hari Raya Idul Fitri selalu dimaknai dengan kembali kepada fitrah. Fitrah sendiri juga selalu dimaknai dengan suci. Artinya Idul Fitri ialah kembali suci. Namun penulis memaknai Idul Fitri sebagai lahirnya manusia-manusia baru yang membawa kebaikan pada bangsa dan semesta.
Di atas penulis katakan puasa juga menahan lisan, pikiran, dan tindakan agar tidak mencelakakan. Manusia yang sudah dilatih dengan berpuasa akan jauh lebih baik kontrol dirinya. Sehingga tidak akan rakus pada alam dan tidak mengekploitasinya dengan sesuka hati.
Sebab, betapa banyak kerusakan pada semesta yang disebabkan oleh ketidakmampuan manusia mengontrol diri. Puasa menjadi salah satu cara manusia agar tidak semakin sengsara dengan kerusakan yang ia buat sendiri. Pada akhirnya puasa akan memanusiakan manusia.
Sederhananya perintah puasa akan memberikan impact baik pada semesta, sedangkan perintah zakat memberikan impact baik pada bangsa (Ekonomi ummat). Maka di hari raya ini akan lahir lah manusia-manhsia baru itu yang membawa kebaikan pada bangsa dan semesta.
Dan mungkin ini akan menjadi harapan banyak umat Islam. Karena yang diharapkan dari hari raya bukanlah baju baru dan lain sebagainya. Akan tetapi lahirnya manusia-manusia baru yang membawa kebaikan pada bangsa dan semesta.
Akhirul kalam
Wa ma yazakkaru Illa Ulul Albab
Penulis: Salamuddin Toha H