Miliki Kemampuan, Keberadaan Budayawan Sudah Sangat Jarang / colage bd20 |
Kabaran Cimahi, - Yudistira Purana Sakiakirti atau lebih akrab disapa Mang Ujang Laip bersama Sang Adik Nanang Hafidz (Mang Ino) telah selesai menduplikasi dan menyalin beberapa Naskah Sunda Kuno diantaranya Naskah Sanhyang Siksa Kanda(ng) Karesiyan, Sewaka Darma, Carita Parahyangan, Bujangga Manik dan Sasana Maha Guru.
Dalam proses menyalin dan menduplikasi naskah-naskah tersebut, harus dilakukan dengan sangat berhati-hati dan membutuhkan ketelitian.
Sebab hasilnya harus lengkap dan semirip mungkin dengan naskah aslinya.
Setelah berjalan beberapa waktu, proses duplikasi dan menyalin naskah itu pun selesai.
Sedangkan naskah aslinya masih tersimpan di beberapa museum, baik di dalam maupun di dalam negeri.
Pekerjaan untuk menduplikasi dan menyalin naskah yang dilakukan Mang Ujang Laip bersama adiknya Mang Ino, dilakukan secara mandiri tanpa bantuan atau perhatian dari pijak pemerintah sekalipun.
Bahkan mereka rela harus merogoh kocek dengan cukup dalam dan mengorbankan waktu hingga berbulan-bulan lamanya untuk menyelesaikan duplikasi naskah-naskah tersebut.
Padahal seyogyanya, budayawan seperti mereka mendapat perhatian dari pihak Pemerintah.
Pasalnya, keberadaan budayawan sudah sangat jarang. Apalagi orang yang memiliki kemampuan terkait Aksara Kuno.
Menurut informasi yang beredar, naskah hasil salinan dan duplikasi tersebut sempat ada yang berniat membelinya, yakni dari pihak American Library.
Meski dengan nominal yang cukup menggiurkan, dan jika dikonversikan cukup untuk membeli 5 buah rumah.
Namun Mang Ujang Laip dan Mang Ino tidak berkenan dikarenakan Pihak American Library meminta tidak memperbanyak duplikasi dan salinan naskah tersebut.
“Naskah yang akan di beli oleh pihak American Library merupakan salinan dan duplikasi naskah kuno yang tersimpan rapi di beberapa museum baik di dalam maupun di luar negeri,"
"Sempat ada penawaran jika dikonversikan 5 naskah yang telah di duplikasi ini senilai 5 rumah, namun dengan syarat yang diminta oleh pihak Museum Library kami tidak berkenan untuk menjualnya,” ungkap Ujang Laip, Minggu, 8 Mei 2022.
A.S