Kabaran Jember,- Penetapan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah akan di umumkan oleh Pemerintah RI melalui Kementerian Agama setelah melakukan sidang isbat Sore ini, Minggu ( 1/5/2022).
Namun rupanya sebagian kaum muslimin Indonesia sudah ada yang merayakan hari raya idul Fitri pada hari Minggu.
Salah satu yang telah merayakan Idul Fitri hari ini adalah masyarakat sekitar dan santri Pondok Pesantren Mahfilud Durror yang berlokasi di perbatasan Jember dan Bondowoso tepatnya di Desa Suger, Kecamatan Jelbuk, Jember.
"Di sini memang sudah terbiasa ada perbedaan. Besok juga ada warga desa yang melaksanakan sholat Id (mengikuti ketetapan pemerintah)," ujar KH Ali Wafa, pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Mahfilud Durror kepada suaradotcom.
Selama puluhan tahun, pesantren ini memang kerap melaksanakan awal puasa dan sholat Idul Fitri serta Iduladha yang mendahului ketetapan pemerintah.
Penetapan awal puasa dan hari raya tidak metode perhitungan (hisab) seperti Muhammadiyah. Namun, Pondok Pesantren Mahfilud Durror merujuk pada sebuah kitab klasik, yakni kitab Nazhatul Majalis, karya Syaikh Abdurrohman as-Sufuri as-Syafii
Sudah sejak tahun 1911, saat pesantren didirikan oleh KH Sholeh yang merupakan kakek saya sendiri," papar KH Ali Wafa.
Sang kakek yang merupakan pendiri pesantren, adalah pendatang di Desa Suger yang sebelumnya berguru kepada KH. Hamid di Madura. Di dalam kitab tersebut sudah dijelaskan, bahwa penetapan awal Ramadan adalah selisih lima hari lebih awal dibanding awal Ramadhan tahun sebelumnya.
Karena menggunakan metode perhitungan tanpa harus melihat bulan, KH Ali Wafa bisa menetapkan awal puasa dan hari raya sejak jauh hari.
"Biasanya saya melakukan ijtihad untuk ketetapan selama 8 tahun sekali. Tapi tidak selalu berbeda hasilnya dengan pemerintah. Dalam 5 tahun misalnya, ada 2 hingga 3 kali yang hasilnya sama," pungkas KH Ali Wafa.