Kabaran Siak, – Warga di kawasan RT 6 RW 5 Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau mengeluhkan penutupan akses jalan penghubung ke 4 sekolah yakni, TK, SD , SMP dan SMK YPPI.
Para pelajar dari ke 4 sekolah tersebut terpaksa harus melewati sela-sela pintu pagar besi untuk tiba di sekolahnya masing-masing.
Salah satu warga yang ditemui di lokasi bernama Rezi membenarkan bahwa penutupan akses jalan tersebut dilakukan semenjak awal pandemi Covid-19. Ia mengaku kecewa atas penutupan jalan itu, pasalnya jalan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan pintas dan sudah ada sejak puluhan tahun lalu yang dimanfaatkan menjadi akses jalan oleh siswa siswi TK, SD, SMP dan SMK YPPI.
“Harusnya pihak pengelola melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan warga, sebab dampaknya malah menyulitkan siapapun yang akan melintas di sana,” keluh Rezi.
Jadi, sambung dia anak-anak sekolah setiap mau berangkat dan pulang sekolah, mereka harus menyelinap melalui sela-sela pintu pagar besi yang di gembok. Rezi pun meminta pihak pengelola agar membuka kembali akses jalan tersebut.
“Yah harusnya berbelas kasihanlah sedikit, karena ini sama saja dengan menghambat anak-anak kita untuk pergi bersekolah. Dimana hati nuraninya,” tegas Rezi.
Ditanya sudah berapa lama penutupan akses jalan tersebut, Rezi menjelaskan, jika masalah penutupan jalan tersebut sudah lama terjadi.
“Penutupan akses jalan ke sekolah ini sejak tahun 2020. Ada akses jalan lain, yaitu melewati gerbang di depan, tetapi itu jauh sekali bagi kami yang tinggal di sekitar sini,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua RT 6 RW 5 Kecamatan Tualang, Thomas mengatakan, sebelum akses jalan menuju sekolah itu ditutup, para orang tua dapat mengantarkan anak-anak mereka langsung didepan sekolah.
“Padahal jalan itu salah satu penghubung ke 4 sekolah. Mudah-mudahan ada solusi, kalau tidak, terlalu kejam jika pemerintah membiarkan masalah ini terus berlangsung,” ucapnya.
Sementara menurut salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, jika yang menutup pintu gerbang ini, alasannya tidak rasional.
“Masa dengan membuka gerbang untuk akses anak menimba ilmu, tingkat kriminalitas di kompleks perumahan tersebut jadi meningkat, seperti pencurian. Sementara waktu ada pesta di komplek tersebut, saya lihat pagar tersebut di buka dijadikan akses jalan para tamu undangan,” katanya.
Ketua Ikatan Warga Persada Indah (IWPI) saat dikonfirmasi mengakui bahwa pintu gerbang yang selama ini menjadi akses jalan ke sekolah itu sudah ditutup sejak awal Covid-19 masuk ke Perawang.
“Pintu bisa dibuka kembali sesuai dengan jam pelajaran masuk dan pulang, tapi dengan catatan dari pihak yayasan dan sekolah harus sama-sama bertanggungjawab dalam hal ini dan harus tertulis untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya.(A-R)