Kabaran Politik, - Kepemimpinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gelora Kota Cimahi Armet SE, mendapatkan ujian yang akan dipastikan mempengaruhi perolehan suara pemilih pada pemilu 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh kader yang mengaku sebagai tokoh yang telah mengiringi Partai Gelora dari sebelum berbadan hukum sebagai partai.
Kekisruhan internal pengurus DPD Kota Cimahi ditengarai oleh tidak adanya transparansi managerial kepengurusan oleh ketua DPD Kota Cimahi.
Ketua Bidang Kaderisasi Partai Gelora Kota Cimahi Herry Soetarto mengatakan kepada kabaran.id, ini berdampak buruk jika dibiarkan berlarut.
" Jangan sampai kemudian orang partai itu dianggap tidak mampu dan tidak bisa diandalkan," ucapnya.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Iwa Kandiana mengatakan, mengurus partai itu harus serius, profesional dan terbuka.
"Kalau mengelola partai saja tidak profesional, bagaimana mengelola negara," ucapnya melalui sambungan WA saat dikonfirmasi awak media.
Dia juga menambahkan, "Pokoknya saya sudah tidak perduli lagi gelora menang atau tidak kalau dia masih jadi ketua nya...saya mundur," cetusnya.
Hal itu dibenarkan oleh Aditya Hormansyah sebagai Kabid Generasi Muda bahwa kisruh yang sudah disepakati dengan adanya surat penyataan mosi tidak percaya terhadap ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota cimahi, memang benar adanya dan itu.
"Saya dan rekan sudah menyampaikan data dan fakta terkait kinerja dibawah kepemimpinan ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota Cimahi, terhitung mulai bulan maret 2022 sampai hari ini yang kontra produktif dengan pengembangan partai dan program partai baik jangka pendek maupun jangka panjang," ujarnya.
"Sangat disayangkan sekali partai dengan tokoh besar sekelas Anis Matta dan Fahri Hamzah yang sudah sangat jelas narasi nya. Tapi di tingkat DPD Kota nya di pemimpin oleh yang kontra produktif justru malah akan merugikan partai," tambahnya.
Penulis : Warsono
Editor : KI