Kabaran Jakarta,- Kasus Ferdy Sambo yang masih terus bergulir memunculkan 3 kubu yang ramai di media sosial.
Siapa saja mereka?
Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi merilis data terbaru analisa Drone Emprit.
Tren Polemik Kasus Penembakan Brigadir J menampilkan data media sosial dari 11 Juli - 10 Agustus 2022.
detikINET sudah mendapatkan izin untuk mengutipnya, Kamis (11/8/2022).
Ismail menemukan banyak sentimen negatif terhadap kasus ini dan terhadap Polri sebesar 53%, karena keraguan dari masyarakat.
Dalam sentimen negatif tersebut, netizen terbagi dalam 3 kubu.
Ada kubu publik, kubu media dan kubu pro oposisi, semuanya negatif terhadap Polri untuk aspek yang berbeda.
"Hampir semua dalam klaster itu kontra FS," kata Ismail Fahmi.
Kubu publik menyoroti otopsi dan reputasi Polri.
Kubu media menyoroti kejanggalan penembakan, intimidasi wartawan detikcom dan CNN Indonesia dan penetapan Bharada E jadi tersangka.
Sementara kubu pro oposisi mendesak pencopotan Kapolri.
"Kelompok bersentimen positif (17%) apresiasi upaya Kapolri nonaktifkan FS dan mutasi 25 personel Polisi. Pengguna media sosial amplifikasi kejanggalan pada kasus penembakan Brigadir J dan desak penetapan tersangka," kata Ismail.
Usai Ferdy Sambo jadi tersangka, sentimen yang ada berubah menjadi positif sampai 89%.
Ada pula 3 kubu di media sosial.
Kubu publik mengapresiasi Polri menetapkan Ferdy Sambo jadi tersangka, membahas motif pembunuhan dan pasal hukumnya.
Kubu media menyoroti berita Ferdy Sambo jadi tersangka.
Sementara kubu pro oposisi membahas Habib Bahar mengaitkan kasus ini dengan kasus KM 50.
"Kelompok bersentimen negatif 2%. Kelompok kontra pemerintah singgung pengusutan kasus KM50. Pengguna media sosial amplifikasi pemberitaan penetapan FS sebagai tersangka," pungkasnya. **
---------------
Sumber : Detik