"Saya mulai mengajar sudah sejak tahun 2007, masih di sekolah swasta," sebutnya saat ditemui Selasa (6/9/2022) di Selatpanjang.
Anak pasangan Auzar (alm) dan Yuli Afnita itu baru menerima kabar gembira, Senin (5/9/2022) lalu. Namanya lulus seleksi Beasiswa Pendidikan S3 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) lewat skema beasiswa Pendidik dan Tenaga Kependidikan dari Kemendikbudristek RI. Bahkan Syahrial satu-satunya di Riau yang berhasil mendapatkan program beasiswa tersebut.
"Alhamdulillah setelah perjuangan panjang mempersiapkan diri dan administrasi. Saya menunggu bupati pulang untuk melapor dan minta izin serta doa restu," kata Syahrial.
Selain menjadi cita-citanya sejak lama, niat mendapatkan gelar doktor itu semakin termotivasi dengan program Meranti Cerdas dari Bupati Kepulauan Meranti, H. Muhammad Adil, SH, MM. Dia melihat adanya dukungan penuh dari kepala daerah terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM) di daerah, terutama untuk tenaga kependidikan.
"Semangat saya terpanggil, termotivasi dengan program Meranti Cerdas. Saya harus mengabdi untuk daerah ini," ungkapnya.
"Saya berharap rekan guru dan kepala sekolah juga termotivasi supaya terus meningkatkan sumber daya diri melalui pendidikan hingga S3," harapnya.
Dia pun berbagi trik bagi anak daerah yang ingin mendapatkan beasiswa pendidikan untuk S3. Diantaranya aktif mencari informasi lewat internet. Salah satunya lewat website beasiswa.kemendikbud.go.id. Kemudian mendapatkan LoA atau letter of admission, tes TOEFL, tes wawancara, tanya jawab dan membuat essai. Setelah itu calon mahasiswa doktoral juga harus menyiapkan proposal disertasi dan rekomendasi minimal dari dua akademisi atau pimpinan perguruan tinggi.
"Proposal disertasi saya membahas tentang Penerapan Manajemen SDM, Budaya Organisasi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu Pendidikan. Sampelnya kepala SMP di Meranti," terang Syahrial.
Adapun lewat bantuan beasiswa dari Kemendikbud tersebut, Syahrial akan mendapatkan bantuan dana pendidikan seperti; uang pendaftaran, SPP, tunjangan buku, dana penelitian seminar internasional dan publikasi jurnal. Kemudian ada juga bantuan dana pendukung, yakni; bantuan transportasi pulang pergi Batam-Bandung, biaya asuransi, biaya bulanan dan tunjangan kedatangan.
"Yang tidak dibantu itu biaya tempat tinggal dan biaya transportasi selama perkuliahan," sebutnya.
Terkait bantuan pendidikan dari Pemkab Meranti, Syahrial mengaku belum membicarakan hal tersebut ke satuan kerja terkait. "Saya mau lapor bupati dan minta izin dulu. Yang jelas dukungan moril dari kepala daerah saja sudah cukup bagi saya," ungkapnya.
Syahrial Syah mengaku telah mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, terutama dari sang istri; Iyus Pina, S.Pd. Dia mengaku tidak akan membawa istrinya ke Bandung, karena istrinya tersebut harus bertugas sebagai guru di SD Negeri 1 Selatpanjang. Dia berkomitmen untuk menyelesaikan pendidikannya selama 2,5 tahun dari 4 tahun yang disediakan dalam program tersebut.
"Saya mohon doa restu dari bupati dan wakil bupati serta masyarakat Kepulauan Meranti. Doakan saya supaya Allah permudahkan selama perkuliahan," harap pria asal Desa Centai , Pulau Merbau itu.
Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil mengaku senang dan bangga ada anak daerah yang melanjutkan pendidikan hingga S3. Dia mengaku, saat ini jajaran Pemkab Meranti tidak memiliki pegawai negeri dengan titel doktor.
"Jejak Syahrial Syah ini harus ditiru dan diikuti oleh para guru dan kepala sekolah di Meranti. Ini upaya kita mewujudkan Meranti cerdas," ujarnya.
Meski biaya perkuliahannya ditanggung oleh beasiswa dari Kementerian, Adil tetap meminta satuan kerja terkait untuk membantu Syahrial dalam program Meranti cerdas dari Pemkab Meranti.
Sebagaimana diketahui, Bupati H. Muhammad Adil juga telah mengantongi LoA dan diterima di Program Pascasarjana di Program Studi Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Prokopim)