Kabaran Jakarta,- Universitas Terbuka (UT) yang belum lama ini merayakan dies natalis ke-38 mendapat kado istimewa, yaitu meningkatnya jumlah mahasiswa menjadi 412.041.
Selain itu, dari total mahasiswa yang melakukan registrasi di semester kedua tahun 2022, jumlah mahasiswa baru meningkat lebih dari 100 persen dibanding semester sebelumnya.
Melalui rilis resmi (23/9/2022), Kepala Kepala Pusat Pengembangan Hubungan
Internasional dan Kemitraan Maya Maria menyampaikan, peningkatan yang sangat signifikan ini merupakan pertama kali, setidaknya dalam 10 tahun terakhir.
Di tengah semakin banyaknya perguruan tinggi yang menawarkan pembelajaran daring, bertambahnya jumlah mahasiswa baru ini menunjukkan bahwa UT tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang menghendaki kuliah jarak jauh dan daring.
"Pertambahan jumlah mahasiswa ini juga tidak lepas dari edukasi publik yang sangat massif yang dilakukan oleh UT Pusat dan seluruh UPBJJ-UT," seperti dikutip dari rilis resmi.
"Masyarakat semakin memahami bahwa UT telah sangat siap dengan online pedagogi yang didukung oleh layanan bantuan belajar yang sangat mumpuni," tambah Maya.
Makin diminati anak muda
Selain itu, komposisi mahasiswa berdasarkan usia juga menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Saat ini, hampir 70 persen mahasiswa UT berusia di bawah 30 tahun. Komposisi ini berbanding terbalik dengan keadaan 10 tahun terakhir.
Perubahan ini mencerminkan bahwa masyarakat muda usia semakin memahami dan membutuhkan perkuliahan yang fleksibel dan berbasis teknologi.
Sebagai informasi, 87 persen mahasiswa UT sudah bekerja yang tentu memerlukan kuliah yang sesuai dengan waktu mereka. Dengan kata lain, berkerja dan kuliah dapat dilakukan secara bersamaan tanpa saling mengganggu.
Hal inilah merupakan salah satu misi awal didirikannya UT. Saat ini, UT tengah menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) tentang UT PTNBH. Dengan status baru sebagai PTNBH, UT akan memperoleh banyak keuntungan, termasuk dalam bidang akademik dan non-akademik.
Dalam bidang akademik, UT memiliki keleluasaan dalam membuka program studi baru sehingga dapat merespons dengan cepat tuntutan masyarakat akan program studi baru.
Selain itu, dalam bidang keuangan, UT memiliki keleluasaan dalam pengelolaan keuangan. Di sisi lain, agar dapat terus maju, UT dituntut untuk semakin profesional, inovatif, dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi.
Terkait dengan jumlah mahasiswa, jika dihitung dengan mahasiswa yang aktif, namun tidak melakukan registrasi pada semester ini, jumlah mahasiswa UT mencapai lebih dari 700.000 orang.
Karena mengusung prinsip openess, mahasiswa UT dapat berhenti dan melanjutkan kuliah sesuai dengan ketersediaan waktu mereka. Dengan demikian, tidak ada batasan lama studi, termasuk tidak ada prinsip drop out (DO).
Prinsip ini adalah prinsip yang diusung oleh semua perguruan tinggi jarak jauh di seluruh dunia.
Meningkatkan APK PT
Sadar pentingnya menjaga kualitas, terutama dengan jumlah mahasiswa sangat banyak, selain mengundang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Badan Sertifikasi ISO, UT secara berkala mengundang Quality Reviewer dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) untuk mengkaji semua proses bisnis yang dijalankan.
UT adalah satu-satunya perguruan tinggi jarak jauh di Asia yang mengundang Quality Reviewer dari ICDE.
Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk memastikan bahwa semua kegiatan di UT telah sesuai dengan praktik baik yang dilakukan oleh perguruan tinggi jarak jauh terbaik di dunia sehingga hal itu merupakan pengejawantahan dari visi UT menjadi perguruan tinggi berkualitas dunia.
Upaya peningkatan jumlah mahasiswa terus diupayakan. Tahun depan, jumlah mahasiswa ditargetkan menjadi 750.000 orang. Peningkatan jumlah mahasiswa ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT).
UT merupakan satu-satunya mitra strategis pemerintah untuk meningkatkan APK PT karena dengan massive education melalui UT target tersebut dapat diakselerasi.
Oleh karena itu, Rektor UT Prof. Ojat Darojat dalam berbagai kesempatan menggaungkan program wajib kuliah.
Hal itu terakhir dikemukakan di hadapan Ketua MPR, H. Bambang Soesatyo pada saat acara puncak perayaan Dies Natalis UT ke-38 di UT Pusat dengan harapan bahwa gagasan itu dapat didukung pemerintah.
Sumber : Kompas