terkini

Ads Google

Sistem Pemilihan Proporsional Tertutup, Ini Cara Mensiasatinya

Redaksi
4/19/23, 10:31 WIB Last Updated 2023-04-19T03:32:53Z

 


Sistem pemilihan proporsional tertutup adalah sistem di mana pemilih memilih partai politik, dan kursi ditempatkan berdasarkan proporsi suara yang diperoleh oleh partai politik tersebut. Sistem ini membatasi pemilih untuk memilih kandidat individu dalam partai, dan biasanya digunakan dalam beberapa sistem pemilihan seperti sistem daftar tertutup atau sistem daftar terbuka.

Partai politik kemudian mengalokasikan kursi berdasarkan jumlah suara yang diperoleh oleh masing-masing partai. Dalam sistem pemilihan proporsional tertutup, daftar calon anggota legislatif tidak diumumkan sebelum pemilihan, sehingga pemilih tidak tahu siapa saja caleg yang akan duduk di parlemen jika partainya memenangkan kursi.

Dalam sistem ini, ada beberapa ciri khas, antara lain:

  1. Pemilih memberikan suara pada partai politik, bukan pada caleg individual. Pemilih tidak dapat memilih atau menentukan caleg tertentu, tetapi hanya memilih partai politik yang diinginkan.
  2. Partai politik mengatur daftar calon anggota legislatif yang akan mengisi kursi yang diperoleh. Partai politik menentukan urutan caleg dalam daftar, sehingga partai politik memiliki kendali penuh atas caleg yang akan duduk di parlemen jika partainya memenangkan kursi.
  3. Tidak ada informasi sebelumnya tentang daftar caleg yang diajukan oleh partai politik. Pemilih tidak tahu siapa saja caleg yang akan menjadi anggota legislatif jika partainya memenangkan kursi. Oleh karena itu, pemilih hanya dapat memilih berdasarkan partai politik secara keseluruhan, tanpa mengetahui individu yang akan mewakili partai tersebut di parlemen.
  4. Kursi ditempatkan pada partai politik berdasarkan proporsi suara yang diperoleh. Partai politik yang memperoleh suara lebih banyak akan mendapatkan lebih banyak kursi, sedangkan partai politik yang memperoleh suara lebih sedikit akan mendapatkan kursi lebih sedikit.

Sistem pemilihan proporsional tertutup memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

  1. Tidak adanya pilihan individu: Dalam sistem ini, pemilih tidak dapat memilih caleg secara individu, melainkan hanya memilih partai politik. Hal ini dapat mengurangi pengaruh pemilih dalam memilih caleg yang sesuai dengan preferensi atau nilai mereka. Pemilih hanya bisa memilih partai politik secara keseluruhan tanpa mempengaruhi siapa yang akan menjadi anggota legislatif.
  2. Ketergantungan pada partai politik: Partai politik memiliki kendali penuh dalam menentukan daftar calon anggota legislatif yang akan mengisi kursi yang diperoleh. Pemilih tidak memiliki kontrol langsung atas siapa yang akan duduk di parlemen. Hal ini dapat mengurangi akuntabilitas caleg terhadap pemilih dan membuat partai politik memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam menentukan perwakilan politik.
  3. Kurangnya transparansi: Tidak ada informasi sebelumnya tentang daftar caleg yang diajukan oleh partai politik. Pemilih tidak tahu siapa saja caleg yang akan menjadi anggota legislatif jika partainya memenangkan kursi. Hal ini dapat mengurangi transparansi dalam proses pemilihan dan membuat pemilih kesulitan dalam mengevaluasi dan memilih caleg berdasarkan kompetensi, integritas, atau program politik.
  4. Potensi untuk nepotisme atau patronase: Dalam sistem pemilihan proporsional tertutup, partai politik memiliki kendali penuh atas daftar calon anggota legislatif. Hal ini dapat memunculkan potensi untuk nepotisme atau patronase, di mana partai politik dapat memprioritaskan caleg

Sistem pemilihan proporsional tertutup 

Berikut adalah beberapa cara untuk anda sebagai pemilih dalam mensiasati sistem pemilihan proporsional tertutup:

  1. Memahami Daftar Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai: Dalam sistem pemilihan proporsional tertutup, partai politik menyusun daftar calon anggota legislatif (Caleg) yang akan dicalonkan untuk pemilu. Pemilih dapat mempelajari daftar Caleg yang disusun oleh partai politik dan memahami latar belakang, rekam jejak, dan pandangan politik Caleg tersebut. Dengan memahami daftar Caleg, pemilih dapat memilih partai politik yang sesuai dengan nilai atau pandangan politik mereka.
  2. Mempelajari Program dan Visi Partai: Pemilih dapat mempelajari program dan visi partai politik yang akan mengikuti pemilu. Dengan memahami program dan visi partai politik, pemilih dapat memilih partai politik yang sejalan dengan tujuan atau pandangan politik mereka.
  3. Berpartisipasi dalam Diskusi Politik: Pemilih dapat berpartisipasi dalam diskusi politik dengan partai politik atau Caleg untuk memperoleh informasi yang lebih rinci tentang pandangan politik mereka. Dengan berpartisipasi dalam diskusi politik, pemilih dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada partai politik atau Caleg, dan memperoleh jawaban yang dapat membantu dalam memahami posisi politik mereka.
  4. Mengajak Pemilih Lain untuk Memilih Partai yang Sejalan dengan Nilai: Pemilih dapat mengajak pemilih lain untuk memilih partai politik yang sejalan dengan nilai atau pandangan politik mereka. Dengan mengajak pemilih lain, pemilih dapat memperkuat suara partai politik yang sejalan dengan cita cita mereka.
  5. Memprioritaskan Partai Politik Daripada Caleg: Dalam sistem pemilihan proporsional tertutup, suara pemilih diberikan pada partai politik, bukan pada individu Caleg. Oleh karena itu, pemilih dapat memprioritaskan partai politik yang sejalan dengan nilai atau pandangan politik mereka, daripada hanya memilih Caleg berdasarkan popularitas atau hubungan personal. Dengan demikian, pemilih dapat lebih memengaruhi alokasi kursi pada partai politik yang diinginkan.
  6. Menggali Informasi tentang Posisi Partai Politik: Pemilih dapat melakukan riset dan menggali informasi tentang posisi partai politik yang berpartisipasi dalam pemilihan. Ini dapat melibatkan mempelajari platform politik, pandangan tentang isu-isu penting, dan rekam jejak partai politik terkait kebijakan yang relevan. Dengan memahami posisi partai politik, pemilih dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi saat memberikan suara.
  7. Memilih Partai Kecil yang Berpotensi: Meskipun partai politik kecil mungkin memiliki peluang lebih kecil untuk memenangkan kursi dalam sistem pemilihan proporsional tertutup, tetapi memberikan suara pada partai kecil yang berpotensi dapat menjadi strategi untuk mempengaruhi perolehan kursi dalam sistem ini. Pemilih dapat melakukan riset tentang partai politik kecil yang memiliki pandangan politik atau program yang sejalan dengan nilai mereka, dan memberikan suara pada partai tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap visi politik yang diinginkan.
  8. Menggunakan Hak Pilih Secara Optimal: Dalam sistem pemilihan proporsional tertutup, pemilih biasanya memiliki beberapa suara yang dapat diberikan. Oleh karena itu, pemilih dapat menggunakan hak pilih mereka secara optimal dengan memberikan suara pada partai politik yang sejalan dengan nilai mereka untuk memaksimalkan pengaruh mereka dalam alokasi kursi.
  9. Berpartisipasi dalam Kampanye Partai Politik: Pemilih dapat berpartisipasi dalam kampanye partai politik yang diinginkan untuk membantu memperkuat dukungan pada partai tersebut. Ini dapat melibatkan menyebarkan informasi tentang partai politik kepada pemilih lain, berpartisipasi dalam kegiatan kampanye, atau membantu meningkatkan kesadaran tentang partai politik di komunitas. Dengan berpartisipasi dalam kampanye partai politik, pemilih dapat berkontribusi dalam mempengaruhi hasil pemilihan.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap langkah yang diambil harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku dalam sistem pemilihan yang ada. 


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Sistem Pemilihan Proporsional Tertutup, Ini Cara Mensiasatinya

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x