Kabaran Jakarta, - Bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke koalisi Gerindra dan PKB tidak secara langsung menentukan siapa yang akan menjadi calon wakil (cawapres) Prabowo Subianto.
Pemilihan cawapres masih merupakan proses politik yang kompleks dan tergantung pada kesepakatan antara partai yang terlibat.
Namun, adanya bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke dalam koalisi tersebut menambah kemungkinan beberapa politisi dari kedua partai tersebut menjadi calon potensial.
Beberapa nama yang sering disebut sebagai kandidat cawapres adalah Airlangga Hartarto dari Golkar dan Zulkifli Hasan dari PAN.
Namun, belum ada keputusan resmi mengenai hal ini dan masih tergantung pada kesepakatan internal koalisi serta pertimbangan strategis lainnya.
Penting untuk diingat bahwa pemilihan calon wakil presiden merupakan keputusan internal partai dan akan ditentukan melalui mekanisme partai yang berlaku.
Proses seleksi cawapres biasanya melibatkan penjaringan, pembahasan internal, dan konsultasi dengan partai-partai koalisi.
Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebelumnya mengklaim bahwa dirinya masih menjadi kandidat terkuat sebagai calon Wakil Presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Muhaimin Iskandar merasa memiliki potensi dan popularitas yang cukup untuk mendampingi Prabowo dalam kontestasi politik.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa PKB, sebagai partai politik dengan basis dukungan dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), memiliki peran penting dalam koalisi politik yang dibangun oleh Prabowo Subianto.
"Sebagai partai yang memiliki basis pendukung yang kuat di kalangan Muslim Indonesia, PKB dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam perebutan suara pada Pemilihan Presiden mendatang," ucap Muhahimin.
Namun, perlu dicatat bahwa klaim Muhaimin Iskandar sebagai kandidat terkuat cawapres untuk Prabowo merupakan pernyataan pribadinya dan masih harus ditentukan melalui proses seleksi dan kesepakatan di tingkat partai dan koalisi.
"Keputusan akhir mengenai cawapres biasanya melibatkan negosiasi politik di antara partai-partai yang tergabung dalam koalisi," tambahnya.
Sementara pernyataan Sekjen PAN, Eddy Soeparno, mengungkapkan bahwa partainya, "PAN, masih mendukung Erick Thohir dan ingin mengusulkannya sebagai calon wakil presiden untuk Prabowo," ucapnya.
Pada saat pertemuan antara PAN dan Gerindra pada 5 Juni 2023 lalu, "PAN juga akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memasukkan nama Erick sebagai cawapres Prabowo," tambahnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman pernah mengungkapkan bahwa Partai Golkar sudah pernah menyampaikan.
"Partai Golkar telah mengajukan Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2024," katanya.
"Ini menunjukkan bahwa Golkar masih mendukung Airlangga sebagai ketua partai serta mempertimbangkan kemungkinan untuk mengusungnya dalam Pilpres mendatang," kata Wakil Ketua Komisi III DPR itu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 10 Juli 2023.
Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin mengatakan, belum ada pencalonan calon wakil presiden dari partai manapun.
"Sampai saat ini belum ada pencalonan cawapres dari siapapun," kata Cak Imin usai deklarasi pencalonan Prabowo oleh Golkar dan PAN di Museum Proklamasi Jakarta Pusat, Minggu, 13 Agustus 2023.
Cak Imin menyatakan, sepengetahuannya, ketegasan namanya sendiri dalam pemilihan wakil presiden tetap ada. "Ya, masih sama," katanya.
Meski ada kemungkinan tak dipilih Prabowo sebagai calon wakil presiden, Muhaimin menyatakan komitmennya tetap sama seperti saat koalisi terbentuk, yakni tetap bersama Partai Gerindra.
"Secara pribadi, saya tetap berkomitmen di sini," ujarnya.
Namun, tanggapan Prabowo juga menegaskan bahwa dia tidak akan menyerah pada tekanan dari partai politik manapun untuk memilih cawapres yang tidak sesuai dengan keinginannya.
"Aku tidak akan membeli pasangan untuk Pilpres hanya karena tekanan dari partai politik. Saya harus memilih cawapres yang memiliki visi, misi, integritas yang sama dengan saya," tegasnya.
Prabowo juga berharap bahwa pengambilan keputusan tentang calon cawapres akan memperkuat KKIR dan mempersatukan partai-partai yang terlibat dalam koalisi tersebut.
"Kami akan memilih cawapres yang bisa memenuhi harapan rakyat, memperkuat koalisi, dan memperkuat NKRI," pungkasnya.
Editor: Mas Bons
Pewarta: Warsono