Anis Matta Optimis Basis Keumatan Prabowo Akan Kembali

 

Kabaran Jakarta, - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia telah diberi tanggung jawab untuk mengembalikan dukungan yang pernah diperoleh Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.

Pada Pilpres 2014, Prabowo meraih 62.576.444 suara (46,85%), sementara pada Pilpres 2019, ia mendapatkan 68.650.239 suara atau 44,50 persen.

"Kami memiliki keyakinan bahwa basis keumatan Prabowo akan kembali memilih beliau," ujar Anis Matta dalam pernyataannya pada Rabu (13/12/2023).

Anis Matta menyampaikan pendapatnya saat berbicara dalam program "Anis Matta Menjawab" Episode 25 dengan tema 'Bagaimana Membangun Kekuatan Politik Umat?' yang disiarkan di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (11/12/2023) malam.

Dalam acara tersebut yang dipandu oleh Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora, Dedy Miing Gumelar, yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil 6 Bekasi dan Depok, Anis Matta menegaskan upaya memastikan dukungan massa yang dibawa Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mendukung Prabowo.

"Selain mengembalikan basis keumatan Prabowo, kami juga akan memastikan dukungan dari basis massa yang dibawa oleh Mas Gibran, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur," ungkapnya.

Anis Matta menekankan bahwa Partai Gelora memiliki tugas krusial untuk ikut serta dalam memenangkan pasangan Prabowo-Gibran dengan mengembalikan dukungan umat seperti pada Pilpres 2014 dan 2019.

"Dan tugas terpenting Partai Gelora adalah memberikan kontribusi untuk kemenangan Pak Prabowo dengan mengembalikan dukungan umat kepadanya," tambahnya.

Anis Matta menyadari bahwa konsolidasi umat Islam telah lama menjadi tantangan yang terkait dengan perbedaan pemikiran, aqidah, dan hal-hal teknis.

"Kadang-kadang orang berpendapat bahwa saya memikirkan hal-hal yang terlalu besar. Padahal, partai politik sebenarnya hanya mencari suara, dan kursi dapat diperoleh dengan cara-cara yang sederhana. Mengapa harus memikirkan hal yang rumit?" tuturnya.

Menurut Anis Matta, memperjuangkan kepentingan umat tidak hanya sebatas mendapatkan kursi di parlemen atau memenangkan Pilpres. Namun, umat Islam harus memiliki pandangan ke depan dalam menghadapi situasi global yang krisis saat ini.

"Memperjuangkan kepentingan umat ini bukan hanya sekadar perencanaan, perbaikan aqidah umat, atau hal-hal teknis. Namun, perlu memiliki pandangan jauh ke depan, bagaimana kita memperjuangkan kepentingan umat di tengah situasi yang rumit, terutama dalam kondisi krisis global yang kita hadapi saat ini," tandasnya.

Anis Matta juga menegaskan bahwa mendapatkan kursi atau jabatan adalah amanah yang memiliki tanggung jawab besar, bukan sekadar menandatangani kebijakan atau undang-undang semata.

"Semua orang harus memahami tanggung jawabnya dengan baik, bagaimana mereka menjadi presiden, gubernur, dan sebagainya. Banyak dari kita yang terjun ke politik, namun tersesat karena kurangnya pandangan jauh. Seperti orang yang berlayar tanpa kompas yang jelas, navigasinya kabur, dan di tengah perjalanan mereka dihadapkan pada badai," tutur Anis Matta.

"Seperti yang dikatakan dalam pepatah Bugis, mengenang kekasih yang pergi merantau, 'Mungkin kini kau berada di tengah samudera tanpa pernah mencapai tujuanmu, tanpa harapan untuk kembali.' Begitulah nasib partai-partai saat ini yang berebut masalah-masalah kecil setiap hari," ungkapnya.

Anis Matta menegaskan bahwa partai-partai saat ini, termasuk partai Islam, jarang memikirkan tujuan yang lebih besar.

"Jika kita berpikir besar seperti ini, kadang-kadang uangnya tidak banyak dan itu membuat orang menjadi tidak sabar. Namun, jika kita memikirkan kepentingan dalam skala umat, itulah yang menjadi inspirasi saya dalam mendirikan Partai Gelora," pungkasnya.