Jokowi Resmikan SPALDT di Pekanbaru |
Kabaran.Id, - Presiden Jokowi, didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat, dan PJ Gubernur Riau S.F. Hariyanto, meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) Bambu Kuning di Kota Pekanbaru.
Acara peresmian ini berlangsung di Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Jumat (31/05/2024).
Jokowi menyatakan bahwa mulai hari ini, masyarakat Pekanbaru memiliki SPALDT untuk mengolah air limbah domestik di kota tersebut.
Proyek ini menghabiskan dana sebesar Rp902 miliar, yang sebagian besar bersumber dari ADB, APBN, dan APBD. Kolaborasi berbagai pihak memungkinkan proyek ini diselesaikan.
SPALDT Bambu Kuning di Pekanbaru memiliki kapasitas pengolahan sebesar 8.000 m³ per hari dan jaringan perpipaan yang mencapai 11.000 sambungan rumah tangga.
"Ini sangat baik untuk pengelolaan kualitas air baku di Pekanbaru di masa depan," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengingatkan pentingnya pemeliharaan sistem ini agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Saya minta infrastruktur pengelolaan air limbah ini benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas pelayanan air di Pekanbaru, dan agar lingkungan kita tetap bersih dan sehat," pesan Jokowi.
Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti, mengungkapkan bahwa Kementerian PUPR, bekerja sama dengan ADB dan pemerintah daerah, melaksanakan Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP).
Proyek ini bertujuan membangun SPALDT di beberapa kota terpilih di Indonesia, termasuk Pekanbaru.
Peresmian SPALDT Pekanbaru ini sudah lama dinantikan, dengan target penyelesaian pada akhir 2023.
Sistem ini memiliki kapasitas 8.000 m³ per hari dan jaringan pipa sepanjang 51,99 km yang melayani 5 kecamatan, diharapkan mampu menangani 11.000 sambungan rumah (SR).
Kementerian PUPR berharap pemerintah daerah dapat mengoptimalkan pemanfaatan instalasi SPALDT tersebut.
Masih banyak yang perlu dilakukan untuk memenuhi target sambungan rumah agar sistem ini bekerja secara optimal.
“Kami berharap proses ini dapat segera dipercepat. Kami akan mendorong pemerintah daerah dengan Inpres air minum untuk mengoptimalkan infrastruktur yang telah dibangun di Pekanbaru,” ujar Diana.
IPAL Kota Pekanbaru menggunakan teknologi FBAS dengan media berupa akar tanaman dan biomodule yang berfungsi sebagai habitat mikroorganisme untuk menguraikan air limbah sebelum dialirkan ke sungai.
“FBAS menggunakan media tetap sehingga lebih hemat energi dan membutuhkan lahan yang lebih kompak,” tambah Direktur Sanitasi, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Tanozisochi Lase. *
Editor: Mas Bons