KABARAN MEDAN, - Pencurian sembako di rumah dinas Bobby Nasution menjadi sorotan publik setelah polisi berhasil mengungkap dan menangkap tiga pelaku. Kasus ini bermula ketika seorang pegawai di rumah dinas Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menemukan adanya kejanggalan pada stok sembako yang ada di gudang.
Pada 26 April 2024 sekitar pukul 14.00 WIB, pegawai tersebut, Sari Muda Pane, melakukan pengecekan rutin terhadap stok sembako.
"Namun, karena ada kecurigaan, loh ini kenapa stoknya berkurang. Lalu pelapor (pegawai bernama Sari Muda Pane) membuka rekaman CCTV, dan menemukan ada tiga orang yang dicurigai." ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba saat memberikan keterangan kepada wartawan di Mapolrestabes Medan pada Minggu malam, (2/6).
Berdasarkan rekaman CCTV tersebut, Sari Muda Pane kemudian membuat laporan ke Polrestabes Medan pada 12 Mei 2024. Dalam laporan itu, disebutkan bahwa selain sembako, beberapa perabotan dan alat-alat dapur juga turut dicuri. Kerugian yang dialami diperkirakan mencapai Rp 3 juta. Polisi segera menindaklanjuti laporan ini dan berhasil menangkap ketiga pelaku, yaitu seorang oknum anggota Satpol PP berinisial AS, juru masak berinisial EN, serta suaminya AD.
"Pelapor menerangkan di situ ada beberapa item sembako sehingga kerugian pelapor lebih kurang Rp 3 juta," tambah Jama. Meski demikian, ketiga terlapor saat ini tidak ditahan karena adanya permintaan penangguhan penahanan dari pihak keluarga.
"Kemarin sudah dilakukan penangguhan penahanan karena keluarga dari tersangka melakukan permohonan dan kami kabulkan," lanjut Jama.
Kasus pencurian sembako di rumah dinas Bobby Nasution ini menjadi perhatian masyarakat karena selain melibatkan oknum anggota Satpol PP, juga beredar isu tentang adanya uang miliaran rupiah milik Wali Kota Medan yang hilang. Namun, Jama Kita Purba menegaskan bahwa sejauh ini polisi belum menerima laporan terkait hilangnya uang tersebut.
"Kalau terkait itu dengan LP (laporan polisi) yang kami tangani, apa yang dilaporkan pelapor, sama sekali tidak ada disinggung adanya pencurian uang Rp 1 miliar," tegasnya.
Sebelumnya, isu uang miliaran rupiah tersebut ramai dibicarakan setelah muncul sebuah video yang menyebutkan bahwa uang milik Bobby Nasution hilang saat dirinya pergi umrah. Video tersebut bahkan menyebutkan bahwa beberapa pekerja di rumah dinas Bobby telah dipecat akibat kejadian tersebut.
"Uang miliaran rupiah dari beberapa mata uang milik Wali Kota Medan diduga telah hilang di rumah dinas...," demikian keterangan video tersebut.
Namun, Kasi Humas Polrestabes Medan Iptu Nizar Nasution menegaskan bahwa laporan yang masuk ke pihaknya bukanlah tentang kehilangan uang, melainkan pencurian sembako. Hal ini sejalan dengan hasil penyelidikan yang dilakukan polisi, yang menunjukkan bahwa pencurian tersebut memang hanya terkait sembako dan beberapa perabotan.
Dengan demikian, fokus dari kasus ini tetap pada pencurian sembako di rumah dinas Bobby Nasution. Penangkapan ketiga pelaku diharapkan dapat memberikan efek jera dan memperkuat keamanan di rumah dinas tersebut. Masyarakat Medan tentu berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, dan pihak berwenang dapat terus meningkatkan pengawasan serta pengamanan di lingkungan pejabat daerah.
Pencurian sembako di rumah dinas Bobby Nasution ini juga menjadi pelajaran berharga mengenai pentingnya sistem pengawasan yang ketat dan kejujuran dari setiap individu yang bekerja dalam lingkungan pemerintahan. Kasus ini mengingatkan kita semua bahwa kepercayaan adalah hal yang mahal, dan pengkhianatan terhadap kepercayaan tersebut dapat berdampak besar, baik secara materiil maupun moril.