Tu Sop, atau yang memiliki nama asli Tgk. H. Muhammad Yusuf bin Abdul Wahab, merupakan salah satu ulama kharismatik asal Aceh yang sangat dihormati. Sejak tahun 2001, Tu Sop memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah di Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Aceh. Selain itu, beliau juga terpilih sebagai Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) untuk periode 2018-2023 dan kembali terpilih untuk periode 2024-2029. HUDA sendiri merupakan organisasi yang menaungi para ulama dan pemimpin dayah Salafiyah di Aceh.
Tu Sop lahir pada tahun 1964 di Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen, dari pasangan Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj. Zainab binti Muhammad Shaleh. Ayahnya, Tgk H. Abdul Wahab, juga seorang ulama yang memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan di Bireuen. Tu Sop memiliki tiga saudara, yaitu Hj. Hasanah, Tgk H. M. Hasan A Wahab, dan Hj. Halimah, yang semuanya terhubung dengan dunia pendidikan dayah.
Pendidikan dasar Tu Sop dimulai di SD Negeri 1 Jeunieb pada tahun 1970 dan lulus pada tahun 1976. Setelah itu, ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Jeunieb sembari belajar ilmu agama di Dayah Darul Atiq Putra. Lulus dari SMP pada tahun 1980, ia meneruskan pendidikan agama di Dayah MUDI Mesra, Samalanga. Di dayah ini, selain belajar, Tu Sop juga mulai mengajar sejak tahun 1985.
Pada tahun 1993, Tu Sop melanjutkan pendidikannya ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agama selama empat tahun di bawah bimbingan Syeikh Sayed Muhammad Ali, seorang ulama sufi bermazhab Maliki. Setelah menyelesaikan studinya di Mekkah, ia kembali ke Dayah MUDI Mesra pada tahun 1997, dan pada tahun 2001 resmi memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah.
Selain berperan sebagai pimpinan dayah, Tu Sop juga dikenal sebagai pengusaha sukses. Ia mengelola bisnis air minum kemasan dengan merek Ie Yadara. Tidak hanya itu, ia juga mendirikan Radio Yadara, sebuah stasiun radio dakwah yang berbasis di Dayah Babussalam Al-Aziziyah. Radio ini menyajikan pengajian dan kajian kitab-kitab para ulama, salah satunya kitab Minhajul 'Abidin. Dalam salah satu diskusi, Tu Sop pernah menyatakan keinginannya untuk menyebarkan dakwah Islam tanpa batas, seperti yang dikutip oleh Teuku Zulkhairi MA.
Sebagai seorang ulama visioner, Tu Sop dikenal mudah bergaul dengan berbagai kalangan, baik anak muda, profesional, hingga masyarakat biasa. Hal ini membuat nasehat dan tausiyahnya selalu ditunggu oleh banyak orang, dengan ribuan jamaah menghadiri setiap kajiannya.
Di samping perannya sebagai Ketua HUDA, Tu Sop juga menjadi Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU), sebuah gerakan sosial yang fokus pada pembangunan rumah layak huni bagi kaum dhuafa di Aceh. Hingga kini, BMU telah membangun 65 unit rumah untuk kaum dhuafa dan terus berkembang menjadi solusi bagi masalah kemiskinan di Aceh. Baru-baru ini, BMU juga berhasil menggalang donasi sebesar Rp645 juta untuk membantu rakyat Palestina.
Dalam dunia dakwah, Tu Sop aktif memberikan ceramah di berbagai daerah, baik di dalam maupun luar Aceh. Ia sering diundang untuk mengisi pengajian di Pulau Jawa dan Malaysia, baik dalam majelis Tastafi, Sirul Mubtadin, Jama’ah Tabligh, maupun organisasi keagamaan lainnya seperti Hidayatullah. Sebagai ulama yang bijaksana, Tu Sop mampu menyampaikan dakwah dengan bahasa yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Dalam seminar dan diskusi, beliau sering kali mendapat banyak pertanyaan dari peserta yang antusias untuk mendalami ilmu yang ia sampaikan.
Perjalanan hidup dan dedikasi Tu Sop dalam dunia pendidikan dan dakwah membuatnya dihormati sebagai ulama kharismatik Aceh. Dengan kepergian beliau, banyak masyarakat yang merasa kehilangan seorang panutan. Semoga Allah SWT menempatkan Tu Sop di tempat terbaik di sisi-Nya bersama para syuhada dan orang-orang saleh.
**Penulis: Afrizal Refo, MA**
Dosen PAI IAIN Langsa, Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa, Ketua Komunitas Generasi Rabbani Langsa.