%20(1)-min.png)
Kabaran Jakarta,– Dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara, dr. Farida Briani Sobri, Sp.B.Subp.Onk, Dokter Spesialis Tumor Konsultan Onkologi dari MMC Hospital, mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap pentingnya deteksi dini kanker payudara. Hal ini disampaikan dalam Mini Talkshow "Say Yes to Medis" yang diselenggarakan oleh Yayasan Smart Pink Indonesia bersama RS Metropolitan Medical Centre di Jakarta, Minggu (27/10).
Dalam talkshow yang dipandu oleh influencer Syahnaz Haque tersebut, dr. Farida menekankan perlunya kesadaran bagi perempuan, khususnya remaja putri, untuk mulai melakukan pemeriksaan sejak dini. "Penting bagi ibu-ibu yang memiliki anak perempuan yang sudah akil baligh untuk segera diperiksakan, tidak perlu menunggu usia 25 tahun," kata dr. Farida.
Menurutnya, deteksi dini memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan dapat menekan risiko kematian akibat kanker payudara. Ia menyarankan pemeriksaan lanjutan berupa MRI dan USG di usia 30 tahun serta mamografi di usia 40 tahun. "Periksa sejak awal dapat membantu mengetahui kondisi sebenarnya, apalagi bila ada risiko tinggi," tambahnya.
Dalam acara yang merupakan bagian dari rangkaian OCTOBREAST FUN FAIR 2024, dr. Farida juga berpesan kepada para penyintas kanker untuk tetap semangat. Ia menceritakan pengalaman pasien yang mampu bertahan meski didiagnosa stadium IV. "Hidup dan mati adalah rahasia Allah, dan perjuangan tetap harus dijalani," ujarnya.
Dr. Farida menyoroti peran penting rumah sakit dalam pemeriksaan kanker payudara yang akurat, mengingat adanya klinik-klinik yang menawarkan metode pengobatan alternatif tanpa pengawasan medis yang tepat. "Banyak klinik yang menggunakan embel-embel obat herbal dan menakuti pasien dengan kemoterapi, ini bisa merugikan pasien," tegasnya.
Selain berbagi edukasi melalui talkshow, dr. Farida juga memperkenalkan inisiatif digital bernama MammaSIP, aplikasi dan situs web untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara. Aplikasi ini memberikan informasi berbasis penelitian ilmiah dan langkah-langkah yang perlu dilakukan pasien. "Dengan MammaSIP, kami ingin memberikan hak kepada masyarakat untuk tahu dan memahami langkah penanganan yang tepat," jelasnya.
Menurut dr. Farida, saat ini pendekatan pengobatan bergeser ke arah yang berpusat pada pasien. "Ini adalah era patient-centered, di mana pengobatan harus fokus pada kebutuhan dan keterlibatan pasien," tutupnya.
KI
%20(1)-min.png "Redaksi")
