Kabaran Saudi,- Dalam pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Anis Matta, menyampaikan pidato kebangsaan yang kuat, menekankan perlunya aksi kolektif dunia Islam untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Pidato ini disampaikan atas nama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan delegasi Indonesia sebagai respons atas situasi kritis yang dihadapi warga Palestina.
Dalam pidatonya, Anis Matta menggarisbawahi kekejaman yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina, terutama di Gaza. "Saat ini kita menyaksikan pembantaian keji terhadap anak-anak dan perempuan Palestina. Apakah kita akan terus diam menyaksikan nurani kemanusiaan mati?" tegasnya, menyerukan pentingnya aksi nyata dari dunia Arab dan Islam untuk menghadapi krisis ini.
Sebagai bagian dari solusi, Anis Matta menekankan bahwa konferensi ini merupakan kesempatan bagi negara-negara Muslim yang mewakili sekitar dua miliar umat Islam di seluruh dunia, untuk bersatu melawan Israel dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki. "Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu tidak akan mengerti kecuali bahasa kekuatan dan perlawanan," ujarnya, merujuk pada kegagalan resolusi PBB yang selama ini tidak diindahkan oleh Israel.
Untuk memperkuat dukungan bagi Palestina, Anis Matta memberikan lima rekomendasi yang dapat dijadikan panduan dalam menghadapi situasi ini. Rekomendasi pertama adalah memperluas upaya politik dan diplomasi guna menghentikan perang di Gaza dan Lebanon serta menghindari eskalasi konflik menjadi perang kawasan. Ia menekankan bahwa pendekatan ini penting untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut.
Anis Matta juga mengajak seluruh masyarakat Muslim untuk berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Palestina, menghilangkan hambatan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, serta membuka akses bantuan bagi warga Palestina yang saat ini sangat membutuhkan dukungan. Ia menegaskan bahwa perjuangan rakyat Palestina adalah hak dasar yang harus didukung, bukan dianggap sebagai tindakan terorisme.
Selain itu, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia ini mengimbau komunitas internasional agar mendukung Palestina secara lebih luas. Menurutnya, dukungan ini perlu dikonsolidasikan melalui koalisi global yang melibatkan berbagai negara dan kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak Palestina. “Kita perlu menekankan kepada institusi internasional agar Israel dikeluarkan dari keanggotaan PBB atas kejahatan perang yang telah dilakukan,” ujarnya.
Anis Matta juga mendorong pemutusan semua bentuk hubungan ekonomi dan investasi dengan Israel. Ia menyerukan negara-negara Muslim untuk meningkatkan hubungan bisnis antar sesama negara anggota OKI, sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap Palestina. Menurutnya, langkah ini diperlukan sebagai upaya konkrit dalam memutus dukungan ekonomi terhadap rezim Israel.
Di akhir pidatonya, Anis Matta menolak semua upaya untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Ia mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan panjang, sangat memahami penderitaan rakyat Palestina. “Semua kita adalah Palestina. Kemerdekaan Palestina adalah amanat konstitusi, kewajiban Islam, dan bagian dari rasa kemanusiaan kita,” tegasnya.
Dengan pidato ini, Indonesia berharap dunia Islam dapat bersatu dan bertindak lebih tegas dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Anis Matta menutup pidatonya dengan doa agar Allah meridhoi perjuangan Palestina dan memberi kesempatan kepada umat Muslim untuk menyaksikan Palestina merdeka dengan Al Quds sebagai ibukotanya.
KI