Kondisi masyarakat Meranti
Masyarakat Kepulauan Meranti banyak bekerja sebagai TKI akan memperoleh gaji yang besar. Alasan demikian bukanlah tanpa sebab, mengingat ekonomi keluarga ketika sebelum menjadi TKI ke Malysia sangat tergantung semata-mata pada kearifan sumber-sumber nafkah tradisional , petani nelayan atau bangunan, sedangkan sumber nafkah tradisional itu tidak lagi mampu memberi kesejahteraan bagi keluarga. Sehingga hasil yang diperoleh melalui sumber-sumber nafkah tradisional itu tidaklah imbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
Berbeda halnya dengan menjadi TKI, menjadi TKI ke Malaysia misalnya bekerja sebagai tukang bangunan dalam satu tahunnya berkisar antara Rp 30.000.000,- sampai dengan Rp 45.000.000,-. Upah sebesar itu umumnya digunakan untuk memperbaiki rumah, kendaraan bermotor, biaya pendidikan anak-anak, kesehatan keluarga, jaminan masa tabungan masa tua tatkala sudah tidak bekerja atau jajanan keluarga bakso, sate, miso, boleh kita katakan TKI punya peran sangat penting untuk menggerakkan ekonomi daerah. Pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang mendesak dan halal, pemerintah daerah patut terimakasih dan turut memberi kemudahan. Landasan utamanya Menafkahi keluarga sebagai ibadah.
Investasi
Bicara investasi kedengaran asyik, semua calon sepakat dengan manfaat investasi, "adanya lapangan pekerjaan" Tak perlu pergi ke luar negeri, artinya mendatangkan investor dari luar negeri atau dalam negeri, pertanyaan yang muncul pertama Berapa lama kah investasi bisa di wujudkan? Kedua bagaimana kesiapan pemerintah daerah menyiapkan investasi berupa infrastruktur dasar, listrik, jalan, lokasi dan lainnya yang mampu memberikan daya tarik investasi ke Meranti. Pertanyaan bagaimana kesiapan masyarakat, apakah terkait keahlian, pendidikan untuk mengisi pos pekerjaan, dan rumusan ini tak lah instan, apalagi struktur tanah gambut, geografis Pulau-pulau dan lainnya. kiranya ini bisa di realisasi dalam jangka waktu panjang karena menyiapkan hal hal dasar. Bagi investor tentu bicara kalkulasi untung-rugi.
Masrul Kasmy-Fauzi Hasan menjawab akar masalah.
Masrul kasmy- Fauzi hasan, menjawab akar masalah, kebutuhan ekonomi yang mendesak untuk jangka pendek, dapur perlu berasap, pelayanan kesehatan terpenuhi, pendidikan anak anak terjamin. Menjawab kebutuhan ekonomi yang mendesak dengan menghidupkan ekonomi rumah tangga, apakah sektor pertanian, perkebunan, nelayan dan lainnya, "Bumdes dihidupkan" itu yang di sampaikan oleh Fauzi Hasan pasangan Masrul Kasmy,masyarakat memproduksi tugas pemerintah daerah memasarkan. Bagi yang di luar negeri peran istri sangat membantu sebagai penunjang tambahan pendapatan beri bantuan modal atau keahlian, itu yang telah di lakukan oleh istri Masrul Kasmy "tata boga" atau lainnya. Menggerakkan ekonomi keluarga dengan peran istri.
Bagi yang sudah ada ikatan di luar negeri. Di berikan layanan maksimal oleh pemerintah, pelatihan, ada keahlian, subsidi, berupaya buka perizinan dokumen-dokumen kerja di luar negeri misalnya di pulau rangsang atau tanjung samak janji Masrul Kasmy. Program-progam ini adalah program siap saji mudah dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara instan. Sedap lemak seperti makan mie instan. Masrul Kasmy lebih tertarik menata keuangan daerah untuk kebutuhan masyarakat tepat sasaran dan bermanfaat, tanpa menafikan investasi sebagai hal yang penting.
Zulfikri, 6 November 2024