Terancamnya kebutuhan dasar Masyarakat Meranti
Kalau kita perhatikan debat calon kepala daerah khusus di Provinsi Riau, debat yang paling menarik bagi kita semua adalah Masrul Kasmy. Kata kata yang menghujam " Damai alam dengan manusia " Poin penting yang jarang kepala daerah, calon kepala daerah angkat ke masyarakat sebagai literasi , apakah ancaman atau peluang? Satu lagi Masrul Kasmy mengunakan teori Thomas Malthus sebagai alas berfikir. Teori Thomas Malthus tidak asing bagi dunia akademis. Hubungan antara jumlah penduduk dengan ketersediaan sumber daya, menurut Malthus Penduduk akan selalu bertambah lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan bahan makanan. Nah ni calon Bupati pinter dan bijak. Tau masalah, tau solusinya. Populasi penduduk bertambah, lahan hunian berkurang faktor alam, lahan pertanian berkurang, ketersediaan pangan jelas berdampak. Boleh kite sebut sebagai ancaman manusia.
Masrul Kasmy sangat berapi-rapi, nada tinggi bentuk penekanan, dan keseriusannya saat membahas manusia dan kelestarian alam di daerah nya. Tepat sekali Masrul Kasmy mengangkat tema ini, Ini bukan persoalan yang "...remeh..".
Tepat, jika tidak di intervensi pemerintah menjadi bencana dan musibah bagi masyarakat Meranti, atau kita sepakati bahwa kita sebut sebagai bencana manusia.
Kepulauan Meranti memiliki beberapa Pulau besar dan pulau kecil, daratan yang tidak luas, sedangkan lautan begitu luas, ombak yang mengingikis daratan berhadapan selat Malaka, bermuara terancamnya ketersediaan pangan. Papan dan pangan berkaitan dengan populasi penduduk semakin bertambah. Sangat berdasar Masrul Kasmy khawatir 86 tahun lagi Pulau Rangsang hilang, 12-13 meter terkikis abrasi, lahan masyarakat, kelapa, kopi, karet, padi, rumah bahkan kuburan pun hilang, seperti yang di alami masyarakat Pulau Rangsang dan Pulau lainnya. Darurat bencana ini menyadarkan kita bahwa ongkos ekonomi dan ongkos kemanusiaan di bayar bertambah besar. Al-hasil mitigasi dan adaptasi benar-benar di lakukan secara serius dan sistematis.
Masrul Kasmy menjawab Ancaman menjadi peluang
Pesan tersirat yang di bangun Masrul Kasmy bahwa bencana ini seharusnya menjadi isu bersama paling utama bagi, pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah daerah, karena terganggunya keseimbangan alam dan manusia, tidak ada artinya keberhasilan pembangunan jika lingkungan hunian manusia tidak nyaman untuk di tempati. Pesan tersirat lainnya Masrul Kasmy memberikan keyakinan bahwa keuangan pusat dan provinsi serta daerah wajib menjawab persoalan bencana Meranti.
Intonasi yang berapi api dan menggelegar, jika marah bercampur geram sangat pantas, bukti cinta tanah Meranti."...Pemerintah harus hadir, pemerintah harus merespon persoalan, pemerintah harus menyelesaikan persoalan ini... " Pengulangan kata menunjukkan keseriusan Masrul Kasmy. Akhir kalimatnya " Regulasi " Regulasi" Regulasi membuat kenyamanan,
Simpulannya Masrul Kasmy berupaya dengan Perhatian sangat serius dan langkah yang sistematis. Membahas ini juga perlu waktu serius dan panjang, kalau di forum debat kandidat kiranya tidak cukup. Namun Masrul Kasmy sudah memberikan kata kunci.. " Pola Tata Ruang " Tata ruang yang perlu di cermati kawasan produksi dan kawasan konservasi dari Jawaban Masrul Kasmy persoalan kebutuhan ini tergolong mendasar. Ide tentang kesadaran atas bencana secara perlahan membawa Masrul Kasmy kepada langkah langkah yang jauh fundamental. Misalnya keterlibatan pakar lingkungan, tata ruang, ekonomi, sosial masyarakat dari Perguruan Tinggi. Pemerintah Pusat, Pemerintah provinsi, Pengiat lingkungan mangrove seperti Kadarsiono di Rangsang Barat, dunia usaha dan Dunia industri, bahkan mahasiswa, pelajar. Kolaborasi semua pihak untuk menjaga keseimbangan alam dan manusia. Visi besar Kepala daerah Masrul Kasmy untuk Meranti Hebat, Merujuk surah Al Baqarah ayat 30, Misi manusia menjaga bumi, tidak membuat kerusakan bumi namun kelestarian. Sayangi yang di bumi maka yang di langit akan menyayangi kita.
Sayangi daerah kita dengan memilih Masrul Kasmy yang peduli manusia dan alam. Banjir Rob di Pulau Rangsang.
Zulfikri 18 November 2024