Kabaran Jakarta,– Pemerintah terus mempercepat realisasi program pembangunan 3 juta rumah per tahun sebagai bagian dari Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, meski dihadapkan pada tiga tantangan utama. Program ambisius ini diharapkan mampu mendukung sektor properti dan konstruksi serta mengurangi ketimpangan sosial.
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Fahri Hamzah, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, menyampaikan komitmen pemerintah tersebut usai menghadiri Indonesia Policy Dialogue bertema "Arah Baru Sektor Energi dan Perumahan" di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Menurut Fahri Hamzah, tiga tantangan utama yang perlu segera diatasi agar program ini berjalan sesuai rencana adalah persoalan tanah, perizinan, dan pembiayaan. Ketiga aspek ini dinilai menjadi hambatan besar yang memerlukan solusi terpadu dan kolaborasi lintas sektor.
"Masalah tanah, perizinan, dan pembiayaan adalah hambatan utama yang perlu diselesaikan agar program ini dapat terealisasi sesuai target yang ditetapkan," tegas Fahri Hamzah.
Ia menambahkan, pemerintah saat ini memprioritaskan pembiayaan sebagai fokus utama. Berbagai upaya telah dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan sejumlah pihak terkait untuk merumuskan skema pembiayaan terpadu.
"Hasil dari koordinasi ini akan dituangkan dalam undang-undang komprehensif yang akan mengatur perumahan dan kawasan permukiman secara lebih sistematis dan menyeluruh," jelasnya.
Lebih lanjut, Fahri Hamzah menjelaskan bahwa program 3 juta rumah ini memiliki filosofi pembangunan yang mengedepankan keadilan wilayah. Sebanyak 1 juta rumah dialokasikan untuk perkotaan, sementara 2 juta rumah untuk kawasan pedesaan dan pesisir.
"Program ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan perumahan, tetapi juga menciptakan dampak positif yang luas dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat, mengurangi ketimpangan pembangunan, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional," pungkas Fahri Hamzah.