Sindikat Uang Palsu di Kampus UIN Makassar: Nama Petinggi PKS Sulsel Terseret
Kabaran.Id, - Kasus produksi dan peredaran uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), kembali memanas dengan menyeret nama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), yang diduga merupakan petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel.
ASS yang juga mantan bakal calon Wali Kota Makassar, kini menjadi buronan polisi setelah namanya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Sekretaris PKS Sulsel, Rustang Ukkas, membantah jika ASS merupakan kader resmi partai. Meskipun ASS pernah mendaftarkan diri sebagai kader, Rustang memastikan tidak ada Surat Keputusan (SK) resmi yang menyatakan ASS sebagai Dewan Pakar PKS.
"Pak Annar tidak sebagai kader PKS," tegas Rustang, Senin (23/12/2024).
Rustang juga mengakui bahwa ASS sering berinteraksi dengan PKS dalam dua tahun terakhir, terutama menjelang pilkada, namun tidak ada hubungan formal yang mengikat.
ASS diduga memainkan peran strategis dalam sindikat ini, mulai dari menjadi pemodal hingga penghubung dalam produksi uang palsu pecahan Rp100 ribu.
Ia bahkan dituding menggunakan uang palsu untuk mendukung dana kampanye Pilkada 2024.
Berdasarkan informasi polisi, dana pembelian bahan baku uang palsu tidak diberikan langsung oleh ASS, melainkan melalui perantara.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menyatakan ASS memiliki hubungan erat dengan tersangka lainnya, termasuk AI, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. AI tertarik masuk sindikat ini setelah diperkenalkan oleh ASS.
"ASS diduga menjadi pemodal utama sindikat ini dan berencana menggunakan uang palsu untuk Pilkada," ujar Yudhiawan.
Polda Sulsel telah menetapkan 17 tersangka dalam kasus ini, dengan lokasi utama di Jalan Sunu dan Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Kasus ini mencoreng citra akademik dan menciptakan kekhawatiran atas kemungkinan penyalahgunaan politik dalam skala yang lebih luas.
Dengan ASS masih buron, kasus ini terus menarik perhatian publik, terutama kaitannya dengan politik lokal dan dampak terhadap integritas partai terkait.
Editor: Mas Bons
Foto: Tribun Timur
Sumber: InilahCom