Kabaran Kriminal,- Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar diguncang oleh penemuan pabrik uang palsu di dalam kampusnya. Wakil Rektor III, Prof. Muhammad Khalifah Mustamin, menegaskan bahwa pihak universitas akan mengambil langkah tegas terhadap individu yang terlibat dalam kasus ini.
"Pihak rektorat pasti akan mengambil tindakan tegas terhadap oknum tersebut. Itu yang bisa dilakukan oleh pihak kampus," ujar Prof. Muhammad kepada media pada Senin (16/12/2024).
Informasi yang diterima Prof. Muhammad mengindikasikan bahwa terduga pelaku adalah Kepala Perpustakaan berinisial IB. "Informasi yang kami terima, terduga pelaku adalah kepala perpustakaan dan ada satu staf," ucapnya.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Prof. Muhammad menegaskan bahwa universitas akan segera mengambil tindakan. "Kami akan mengambil tindakan tegas, misalnya kepala perpustakaan pasti akan dinonaktifkan," tegasnya.
Prof. Muhammad juga menyatakan dukungannya terhadap upaya Kepolisian dalam mengungkap kasus ini secara menyeluruh. "Kami pasti akan kooperatif mendukung kinerja polisi dalam memberantas perilaku yang merugikan, karena bukan hanya warga UIN Alauddin yang dirugikan, tetapi juga masyarakat luas," terangnya.
Ia menambahkan bahwa reputasi UIN Alauddin sebagai kampus peradaban terganggu akibat insiden ini. "UIN Alauddin adalah kampus besar dengan banyak alumni, pasti terganggu. Kami juga merasa malu. Jadi, seluruh masyarakat agar tenang dan sabar mendorong investigasi yang dilakukan polisi hingga tuntas. Terkait benar atau tidaknya, kami serahkan semua ke polisi karena kami belum bisa berspekulasi," tutupnya.
Kasus ini terungkap ketika seorang staf UIN meminta temannya untuk membayarkan angsuran di Pegadaian. Meskipun uang tersebut tidak terdeteksi sebagai palsu oleh sinar X-ray di Pegadaian, muncul kecurigaan. Setelah memeriksa nomor seri uang dan menemukan kesamaan, pihak Pegadaian memastikan uang tersebut palsu dan meminta kartu identitas pembawa uang. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Polsek Pallangga.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pada 26 November 2024, Kepolisian mendatangi staf UIN tersebut dan melakukan pendalaman. Saat diinterogasi, ia mengungkapkan lokasi produksi uang palsu tersebut yang ternyata berada di dalam area kampus UIN Alauddin.
Polisi segera menggerebek lokasi tersebut dan berhasil mengamankan miliaran rupiah uang palsu dalam pecahan seratus ribu. Selain itu, alat-alat canggih yang digunakan untuk mencetak uang palsu juga disita. Beberapa pegawai kampus turut diamankan karena diduga terlibat dalam operasional produksi uang palsu ini.
Menurut informasi yang diperoleh, pekan lalu sejumlah staf kampus diamankan, salah satunya berinisial AI. Kapolsek Pallangga, Iptu Firman, membenarkan penangkapan tersebut. "Siap, sudah ditangkap, diamankan di Polres Gowa," kata Iptu Firman pada Sabtu (14/12/2024).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar, saat dikonfirmasi enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai pengungkapan produksi uang palsu ini. "Sabar dulu ya, nanti dirilis, masih mau dikembangkan dulu, nanti dirilis di Polda," ujar Bahtiar.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, juga belum memberikan komentar banyak terkait penemuan kasus besar di kampusnya. Ia menekankan bahwa pihaknya menunggu hasil penyelidikan Kepolisian agar diungkap secara terang benderang. "Maaf, saya belum bisa menyampaikan apa-apa, karena belum ada penyampaian resmi dari polisi ke kampus," ucap Hamdan.
Kasus ini menjadi sorotan publik, mengingat lokasi produksi uang palsu berada di dalam lingkungan kampus yang seharusnya menjadi pusat pendidikan dan moral. Pihak universitas dan penegak hukum diharapkan dapat bekerja sama secara transparan untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas, serta memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.