3 Hari Tidak Pulang, Lansia Ditemukan Meninggal di Sawah

KABARAN MERANTI,– Warga Dusun Melati, Desa Melai, Kecamatan Rangsang Barat, dihebohkan dengan penemuan jenazah seorang wanita lansia di area persawahan, Selasa (21/1/2024).

Wanita berinisial M (64), warga Dusun Parit Gantung, Desa Kedabu Rapat, ditemukan tak bernyawa setelah hilang selama tiga hari. Kabar ini sempat viral di media sosial dan menjadi perhatian warga sekitar.  

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Kurnia Setyawan, melalui Kapolsek Rangsang Barat, Iptu Rolly Irvan, menjelaskan bahwa jenazah korban pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang melintas di sekitar sawah.  

"Saksi yang menemukan langsung memanggil warga lainnya untuk memastikan bahwa yang ditemukan adalah mayat, kemudian melaporkan kepada Kepala Dusun dan Bhabinkamtibmas setempat," ujar Iptu Rolly.  

Setelah mendapat laporan, tim Polsek Rangsang Barat bersama unit Reskrim dan tenaga medis Puskesmas segera menuju lokasi untuk melakukan olah TKP dan evakuasi. Jenazah kemudian dibawa ke Puskesmas Anak Setatah untuk diperiksa lebih lanjut.  

Dari hasil pemeriksaan awal, tim medis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Saat ditemukan, kondisi jenazah sudah membengkak akibat terpapar cuaca.  

Korban diketahui tinggal bersama suami dan satu orang anaknya. Menurut keterangan keluarga, korban mengalami gangguan jiwa sejak tiga bulan terakhir dan sering pergi tanpa pamit. Namun kali ini, korban tidak kembali ke rumah hingga akhirnya ditemukan meninggal.  

"Kami telah menyarankan keluarga untuk melakukan otopsi guna memastikan penyebab kematian. Namun, pihak keluarga menolak dan mengaku sudah mengikhlaskan kepergian korban," jelas Iptu Rolly.  

Setelah semua prosedur selesai, korban langsung dimakamkan di pemakaman umum Dusun Parit Gantung pada hari yang sama.  

"Keluarga telah menerima musibah ini dengan ikhlas dan memakamkan korban di pemakaman desa," pungkas Iptu Rolly.  

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan anggota keluarga yang memiliki kondisi kesehatan khusus agar kejadian serupa tidak terulang.