terkini

Ads Google

Anis Matta: Indonesia Dukung Integritas Wilayah dan Pembangunan Ulang Suriah

Redaksi
1/12/25, 16:53 WIB Last Updated 2025-01-12T09:53:09Z


KABARAN JAKARTA – Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia fokus pada dua hal utama dalam mendukung Pemerintahan Sementara Suriah pasca-tumbangnya rezim Bashar Al Assad, yaitu integritas wilayah Suriah dan upaya pembangunan ulang negara tersebut.  



“Ini adalah dua landasan besar yang menjadi dasar dukungan Indonesia terhadap Pemerintahan Transisi Sementara Suriah,” ujar Anis Matta dalam Seminar Internasional bertajuk "Kebangkitan Syam dan Masa Depan Dakwah Dunia Islam" yang digelar oleh Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA), Jakarta, Sabtu (12/1/2025).  



Anis Matta menyampaikan bahwa Indonesia mendesak semua pihak yang bertikai di Suriah untuk menghentikan kekerasan dan segera memulai proses politik yang damai.  



“Kami mendorong penyelesaian politik yang melibatkan semua pihak di Suriah dengan tetap menghormati kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas negara,” tegasnya.  



Ia juga berharap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus dapat menjalankan keterlibatan yang terbatas namun terukur dengan Pemerintahan Sementara Suriah untuk mendukung transisi damai.  



Anis Matta menyoroti kepentingan utama Indonesia di Suriah, yaitu melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah tersebut.  



“Kami telah melakukan evakuasi WNI yang meminta perlindungan, serta menjaga aset-aset KBRI Damaskus. Keamanan WNI secara umum relatif terjaga, namun kami terus memantau dinamika politik dan keamanan di lapangan,” jelasnya.  



Menurut Anis Matta, situasi di Suriah pasca-tumbangnya Bashar Al Assad masih sangat rapuh, dengan keterlibatan aktor-aktor geopolitik global dan regional. Ia menyebutkan bahwa perubahan ini tak lepas dari kesepakatan geopolitik tertentu yang mendukung kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan rezim Assad.  



“Amerika Serikat dan Eropa mendukung pemerintahan transisi ini, sementara Rusia dan Iran, yang sebelumnya memiliki kendali penuh di Suriah, kini memantau situasi dengan langkah hati-hati,” ungkapnya.  



Ia juga mencatat empat aktor regional utama yang berperan dalam menentukan masa depan Suriah, yaitu Rusia, Iran, Turki, dan Israel, serta negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, Mesir, Yordania, dan Irak yang berupaya menyelaraskan kepentingan nasional mereka di Suriah.  


 

Anis Matta menekankan pentingnya proses transisi politik yang damai dan inklusif untuk memastikan masa depan Suriah berada di tangan rakyatnya sendiri.  



“Ini adalah kesempatan bersejarah untuk mendukung transisi damai melalui proses politik. Masa depan Suriah harus ditentukan oleh masyarakatnya sendiri, bukan oleh kepentingan asing,” pungkasnya.  

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Anis Matta: Indonesia Dukung Integritas Wilayah dan Pembangunan Ulang Suriah

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x