%20(1)-min.png)
Oleh : Adrean Hidayat (KM3 Nasional DPP IMM)
Sebenarnya, konsep pendidikan yang Rasulullah ajarkan tak hanya mentok sebatas ta'lim;transfer knowledge saja, namun ada sebuah proses agung yakni Ta'dib;transfer adab/akhlak.
Murid tidak hanya menerima materi² ilmu pengetahuan, tapi mereka langsung bisa melihat, meniru, menjiplak dan menggugu setiap tindak tanduk guru yang beradab.
Cara makan guru, minum, duduk, berdiri, berjalan bercakap, dan semua sendi kehidupan.
Sejalan dengan itu pula Mushtafa al-Gulayani berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlaq mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga akhlaq mereka menjadi salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya dan mewujudkan keutamaan kebaikan, dan cinta bekerja bagi kemanfaatan tanah air.
Sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terutama pada penjelasan Pasal 37 ayat (1) bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Rasulullah juga mengingatkan kepada umatnya bahwa tujuan beliau diutus adalah untuk mendidik akhlak yang mulia “Innamābu’ithtu li-utammima makārim al-akhlāq”.
Baginda saw juga pernah bersabda, bahwa “muslim yang sempurna keimanannya adalah
unggul akhlaknya” (akma lu’l-mu’minin imanan ahsanuhum khulqon)
Sehingga nanti diharapkan akan lahir manusia adabi (versi syed Muhammad Naquib Al Atas) yakni; Manusia yang sadar insaf akan tangungjawabnya kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang senantiasa disembah; yang memahami dan melaksanakan tangungjawabnya kepada diri sendiri, dan kepada masyarakat dengan adil dan yang senantiasa berusaha memperbaiki setiap aspek dirinya ke tahap yang lebih sempurna.
Satu PR buat kita semua, sudahkah kita jadi pendidik yang bisa digugu dan ditiru?
SMP Muhammadiyah Selatpanjang
Anggun dalam moral, unggul dalam intelektual
%20(1)-min.png "Redaksi")
