Opini,- Memilih dakwah sebagai jalan hidup berarti menginfakkan diri untuk terus terlibat dalam berbagai aktivitas yang sarat dengan muatan perubahan dan perbaikan. Berjalan di atas jalan dakwah, menjadikan manusia selalu berikhtiar dalam proses perbaikan dirinya sendiri yang selanjutnya menjadi sebuah langkah nyata untuk dapat memperbaiki umat. Hal ini didasarkan pada argumen yang menyatakan bahwa hidup ini adalah sebuah kesempatan, yaitu kesempatan untuk mewujudkan sebuah mimpi peradaban yang islami. Sebuah peradaban yang bernilai kemuliaan dalam pandangan Allah Swt, dan memiliki kebermanfaatan bagi makhluk yang lainnya. Beramal dan berkarya merupakan kata kunci bagi individu yang menjadikan dakwah sebagai jalan hidupnya.
Apalagi beramal dan berkarya sesungguhnya adalah misi Allah Swt ketika menciptakan manusia di muka bumi. Ada tiga misi yang bersifat given yang diemban manusia di muka bumi, yaitu misi pertama untuk beribadah (QS. 51: 56), misi fungsional sebagai khalifah (QS. 2: 30), dan misi operasional untuk memakmurkan bumi (QS. 11: 61). Dari ketiga fungsi ini, dapatlah dikatakan merujuk pada satu kata yaitu kata khalifah yang berarti wakil/pengganti. Dengan demikian misi utama manusia di muka bumi sebagai wakil Allah. Jika Allah Swt adalah sebagai pencipta seluruh jagat raya, maka manusia berkewajiban untuk memakmurkan jagat raya dan seluruh makhluk di dalamnya serta menjaganya dari kerusakan dan kehancuran dengan dibekali al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Apalagi aktivitas dakwah merupakan suatu bagian yang pasti ada dalam kehidupan umat beragama yang bertujuan untuk memecahkan persoalan hidup, baik individu, kelompok, masyarakat, suku, bangsa, dan negara, serta mengarahkan manusia kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah Swt sekaligus menjadi pelopor dan pengawas bagi umat manusia untuk tujuan hidup yang hakiki, yakni mengabdikan diri kepada Allah Swt. Ini berarti bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan dakwah sebagai jalan hidup adalah sebuah aktivitas yang membebaskan, meneguhkan spiritual, dan menjadi penawar kegundahan batin manusia, serta meramu segi-segi kehidupan masyarakat, sehingga pada akhirnya setiap komunitas memiliki kemampuan untuk mengatasi kebutuhan dan kepentingan anggotanya, tidak saja dalam bidang agama, tetapi juga dalam bidang yang lain, seperti ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Dan tentu janji Allah tak akan pernah ingkar, bahwasanya siapapun yang telah menginfakkan jiwa raganya untuk menolong agama Allah, maka Allah akan menjadi penolong baginya serta meneguhkan kedudukannya (QS. 47:7). Allahul musta'an...