terkini

Ads Google

Kekerasan di SMK 1 Diponegoro Jakarta Timur, Orang Tua Korban Tuntut Keadilan

Redaksi
2/23/25, 14:26 WIB Last Updated 2025-02-23T07:26:18Z


Kabaran Jakarta – Kasus kekerasan dan perundungan kembali mencoreng dunia pendidikan di DKI Jakarta. Kali ini, insiden tersebut terjadi di SMK 1 Diponegoro, Rawamangun, Jakarta Timur, pada Selasa (11/2/2025). Dua siswa kelas 11 berinisial P dan J menjadi korban penganiayaan oleh kakak kelasnya, E, dari kelas 12.


Menurut Nurwanto, orang tua P, insiden itu terjadi secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. “Anak saya tidak memiliki masalah apa pun dengan pelaku. Saat bubaran salat dzuhur, pelaku tiba-tiba menyerang P, mendorongnya hingga terpental ke belakang mobil ambulans yang terparkir di halaman sekolah. Setelah itu, ia dipiting dan dipukul berkali-kali di wajah serta kepala,” ungkap Nurwanto kepada media, Minggu (23/2/2025).

L

Melihat kejadian itu, J berusaha melerai, namun malah menjadi korban berikutnya. Pukulan E mengenai batang hidung J hingga menyebabkan cedera serius. Guru Bahasa Indonesia, Pak Aldi, segera turun tangan untuk melerai kejadian tersebut, sementara Guru BP, Pak Nurhay, membawa kedua korban ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bedah Rawamangun.

“Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa hidung J mengalami patah tulang akibat pukulan keras dan harus menjalani operasi,” tambah Nurwanto, merujuk pada laporan medis dari rumah sakit.

Insiden ini terekam dalam kamera CCTV sekolah dan telah diamankan oleh pihak keamanan sekolah. Namun, tindakan yang diambil pihak sekolah terhadap pelaku dinilai terlalu ringan. Menurut Nurwanto, pihak sekolah hanya meminta E menulis surat pernyataan maaf tanpa sanksi tegas.

“Kami sudah meminta sekolah mengeluarkan pelaku agar ada efek jera. Namun, pihak sekolah justru terkesan melindungi pelaku dengan alasan hanya dua bulan lagi ia akan lulus,” ujar Nurwanto kecewa.

Pihak sekolah, melalui Kepala Sekolah Wahyu, menyatakan bahwa keputusan tersebut sudah sesuai dengan aturan Kementerian Pendidikan dan telah dikonsultasikan dengan pengawas pendidikan di Jakarta Timur. Namun, keluarga korban merasa tidak puas dan mengancam akan menarik anak mereka dari sekolah jika pelaku tidak diberikan sanksi tegas.

“Kami siap keluar dari sekolah dan meminta pengembalian biaya pendidikan jika pelaku tetap dipertahankan. Jika dalam minggu ini tidak ada kepastian, kami akan membawa kasus ini ke jalur hukum,” tegas Nurwanto.

Kasus ini menyoroti perlunya penanganan serius terhadap kekerasan di lingkungan sekolah. Banyak pihak berharap sekolah dapat bertindak tegas untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi seluruh siswa.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kekerasan di SMK 1 Diponegoro Jakarta Timur, Orang Tua Korban Tuntut Keadilan

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x