JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, mengecam temuan 300 ribu ton beras berkutu yang tersimpan di gudang Bulog. Fakta ini terungkap saat Komisi IV melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta yang dipimpin Ketua Komisi IV, Titiek Soeharto.
Firman menyayangkan pernyataan para pejabat terkait yang dinilainya tidak konsisten dan justru membingungkan masyarakat. "Para pejabat membuat pernyataan simpang siur, seolah tidak memiliki koordinasi yang jelas. Ini menunjukkan kepanikan mereka karena tahu temuan ini akan sampai ke Presiden," ujar Firman dalam keterangannya, Minggu (16/3).
Ia juga mengkritik pernyataan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang menyebut beras berkutu masih layak konsumsi, sementara Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) menyatakan hanya layak untuk pakan ternak. "Apakah serendah itu derajat rakyat sampai harus makan beras berkutu? Kepala Bapanas harus mengklarifikasi dan meminta maaf," tegasnya.
Lebih lanjut, Firman menyoroti kurangnya empati pemerintah terkait kondisi beras impor yang dibiarkan menumpuk hingga rusak. "Beras ini dibeli dengan uang negara, yang bersumber dari rakyat. Bagaimana bisa dibiarkan begitu saja?" ujarnya. Tahun lalu, pemerintah mengimpor 2 juta ton beras, dan kini tersisa 300 ribu ton yang berkutu.
Ia mendesak Presiden Prabowo untuk menegur para pejabat terkait dan melakukan evaluasi kinerja. "Presiden harus mempertimbangkan apakah mereka masih layak dipertahankan atau tidak," katanya.
Firman mengapresiasi Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang menegaskan dalam rapat Komisi IV bahwa beras berkutu tidak boleh didistribusikan kepada masyarakat. Namun, ia mempertanyakan sikap Kepala Bapanas yang tetap mengeluarkan pernyataan kontroversial. "Apakah ini disengaja untuk menjatuhkan reputasi pemerintah?" tanyanya.
Di akhir pernyataannya, Firman meminta para pejabat untuk lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit. "Jangan menambah beban presiden yang sudah menghadapi tekanan akibat berbagai masalah, seperti kenaikan harga LPG 3 kg dan isu BBM oplosan," pungkasnya.
KI