%20(1)-min.png)
KABARAN JAKARTA – Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta, menegaskan bahwa isu Palestina harus menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk menyadari perannya sebagai negara besar. Ia menilai bahwa isu ini bukan sekadar persoalan kemanusiaan, tetapi juga peluang bagi Indonesia untuk meneguhkan kepemimpinan globalnya.
"Isu Palestina harus menjadi narasi untuk menyiapkan mental bangsa ini dalam menghadapi gejolak dan perubahan dunia, sekaligus bersiap mengambil peran dalam kepemimpinan dunia," ujar Anis Matta dalam Dialog Nasional bertajuk Sikap Indonesia terhadap Palestina dan Dunia Islam yang digelar Baitul Maqdis Institute di Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Menurutnya, bangsa Indonesia kerap melupakan posisinya sebagai salah satu negara dengan ekonomi yang diprediksi akan menjadi terbesar kelima di dunia dalam beberapa tahun mendatang. "Kita ini suka lupa kalau kita bangsa besar. Sayangnya, kita belum menempatkan diri dalam maqam kepemimpinan dunia," tegasnya.
Anis Matta menyarankan agar manajemen strategis dengan pendekatan inward looking dapat digunakan dalam menyikapi perubahan global. Isu Palestina, menurutnya, bisa menjadi alat untuk mengubah pola pikir bangsa agar lebih percaya diri dalam mengambil peran penting di kancah internasional.
Ia juga menyoroti dinamika geopolitik dunia yang semakin tidak teratur dan berada di ambang perang. "Palestina adalah salah satu game changer yang akan menentukan perubahan besar di masa depan," tambahnya. Oleh karena itu, menurutnya, isu ini harus menjadi pengingat bagi umat agar lebih siap menghadapi perubahan global dan mengambil peran kepemimpinan dunia.
Dalam kesempatan berbeda, saat menghadiri acara Safari Ramadan: Membasuh Luka Palestina 2025 di Gedung MUI Pusat, Selasa (25/3/2025), Anis Matta menegaskan bahwa peristiwa terbaru di Palestina telah mengubah sudut pandang dunia. "Isu Palestina kini bukan lagi sekadar isu Arab atau agama, tetapi sudah menjadi isu global yang menyangkut kemanusiaan," ujarnya.
Ia optimistis bahwa perubahan perspektif ini akan membawa kemajuan bagi perjuangan kemerdekaan Palestina. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dituntut untuk memainkan perannya secara maksimal, baik dalam diplomasi maupun aksi kemanusiaan. "Ini juga simbol eratnya persahabatan Indonesia-Palestina yang sudah terjalin lama," katanya.
Anis Matta mengingatkan bahwa Palestina adalah salah satu bangsa yang mendukung kemerdekaan Indonesia pada 1945, namun hingga kini masih berada di bawah penjajahan. "Setiap kali kita merayakan kemerdekaan, kita harus ingat bahwa bangsa Palestina masih belum merdeka. Sebagai bangsa besar, kita memiliki komitmen untuk membantu perjuangan mereka," pungkasnya.
%20(1)-min.png "Redaksi")
