PEKANBARU – Satupena Riau resmi mengusulkan nama sastrawan Soeman HS sebagai Penulis Hebat dan Besar dari Riau kepada Satupena Indonesia. Usulan ini merupakan tindak lanjut dari permintaan Satupena Indonesia agar setiap provinsi memilih satu nama penulis besar yang telah berkontribusi signifikan terhadap perkembangan sastra daerah dan nasional.
Ketua DPD Satupena Riau, Satria Utama Batubara, menjelaskan bahwa pemilihan ini bertujuan untuk menghargai serta mengenalkan kembali sosok dan karya penulis-penulis besar kepada generasi saat ini. Untuk itu, Satupena Riau membentuk Tim Seleksi yang terdiri dari akademisi, sastrawan, dan wartawan, di antaranya Prof. Dr. Syafrinaldi, Prof. Dr. Ir. Hasan Basri Jumin, Ir. Fakhrunnas MA Jabar, M. Husnu Abadi, Ph.D., Dheni Kurnia, Dr. Bambang Kariyawan Ys., Dr. Nyoto, dan Satria Utama Batubara.
"Sebelum memilih Soeman HS, tim lebih dulu menginventarisasi belasan nama sastrawan Riau, seperti Tennas Effendi, BM Syamsuddin, Ediruslan Pe Amanriza, Hasan Junus, Ibrahim Sattah, dan Idrus Tintin," ungkap Satria, Kamis (13/3/2025).
Sejumlah kriteria ditetapkan dalam pemilihan ini, di antaranya penulis yang dipilih harus sudah wafat, lahir dan berkarya di Riau, memiliki karya bernilai budaya serta kearifan lokal, serta berpengaruh di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, sosoknya harus mencerminkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kriteria tersebut, Tim Seleksi akhirnya memilih Soeman HS dalam rapat yang digelar di ruang rapat Rektor Universitas Islam Riau (UIR) pada Selasa (11/3/2025).
"Soeman HS dikenal sebagai sastrawan Angkatan Balai Pustaka dan pelopor cerita pendek serta cerita detektif berbahasa Indonesia modern. Ia juga pionir dalam penulisan cerita humor," tambah Satria.
Selain sebagai sastrawan, Soeman HS juga dikenal sebagai pendidik dan pejuang. Pada masa penjajahan Jepang, ia hampir dihukum mati karena melarang rakyat menyetor upeti kepada Jepang. Ia juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Gerilya saat Perang Agresi Militer Belanda II tahun 1948.
Sebagai bentuk penghormatan, nama Soeman HS telah diabadikan menjadi nama Gedung Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Riau. Tim Seleksi berharap pengusulan ini semakin mengukuhkan Soeman HS sebagai tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia.
KI